Kota Malang

Danrem 083 Sebutkan, Indonesia dalam Genggaman Pemuda

Diterbitkan

-

Danrem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Bagus Suryadi Tayo, membekali maba UB. (rhd)

*Bekali Pembinaan Budi Pekerti dan Kepemimpinan Maba UB

Memontum Kota Malang—Pemuda sebagai agents of changed memegang peranan penting dalam kehidupan dan pembangunan bangsa Indonesia di masa Sebab pemuda memiliki energi, ide pemikiran, dan potensi yang besar untuk berkontribusi dalam pembangunan. Karena itu peran pemuda harus dioptimalkan dengan baik dan benar, sehingga hasilnya juga akan baik dan berkemajuan sebagaimana pola pemikiran pemuda saat ini untuk masa depan.

Hal ini diungkapkan oleh Danrem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Bagus Suryadi Tayo, saat menjadi narasumber “Pembinaan Budi Pekerti dan Kepemimpinan (PBPK)” bagi mahasiswa baru Universitas Brawijaya (maba UB), di Samantha Krida UB, Sabtu (29/9/2018). Mengusung tema “Indonesia Dalam Genggaman Pemuda”, Danrem 083/Bdj menjadi salah satu narasumber PBPK diakhir pekan tersebut. PBPK merupakan bagian Rangkaian Acara Jelajah Almamater (RAJA) Brawijaya, dimana ada 3 program RAJA, yaitu Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA), Pembinaan Budi Pekerti dan Kepemimpinan (PBPK), dan Open House.

Para maba UB menyimak materi PBPK. (rhd)

Para maba UB menyimak materi PBPK. (rhd)

Tema Indonesia dalam genggaman pemuda cukup relevan untuk saat ini. Khususnya terkait terorisme dan radikalisme. Teroris pasti radikal (keras), namun radikal mengarah ke teroris. Ciri-cirinya, intoleran, fanatik, ekslusif, anarkis. Peristiwa Suriah pernah terjadi di Indonesia, tepatnya di Ambon, Kalimantan antara suku Dayak dan Madura, dan lainnya. “Terlebih, baru-baru ini UB juga terdata sebagai kampus yang terindikasi dimasuki kelompok radikalisme. Untuk itu, menjadi tugas bersama agar adik-adik mampu mengidentifikasi ciri-ciri radikalisme, agar adik-adik menjauhi dan terhindar radikalisme,” tegas Bagus.

Bagus menyatakan, menyongsong Indonesia emas tahun 2045, peran pemuda harus didorong dengan maksimal dan negara wajib mengakomodasi peran itu dengan menanamkan pendidikan agama yang baik, rasa kebangsaan, dan rasa cinta tanah air, untuk dapat menghadapi tantangan global. “Termasuk menjaga ideologi Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Sebab Pancasila telah mempersatukan 1.128 suku dan 731 bahasa daerah di Indonesia yang berpenduduk 250 juta orang,” jelas Bagus.

Advertisement

Bagus menambahkan, Indonesia merupakan negara khatulistiwa yang memiliki potensi vegetasi dan sumber daya alam melimpah sepanjang tahun sebagai sumber energi, sumber pangan, dan sumber air bersih. “Potensi yang dimiliki Indonesia itu menjadi incaran negara asing untuk kepentingan mereka. Oleh karena itu, potensi tersebut harus dijaga demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia,” tambahnya.

Selain Danrem 083/Bdj, ada juga Danlantamal V dan Danlanud Abd Saleh yang mengisi materi PBPK di GOR Pertamina UB dan Gedung Widyaloka UB. Kurang dari 10.000 maba dari total 11.033 maba UB mengikuti rangkaian PBPK. “Memang tidak semua maba yang ikut, karena mereka ada yang ikut kegiatan fakultas. Pelaksanaan PBPK terbagi dalam 3 gedung di dalam area UB. Dimulai dari sholat Dhuha, Dzikir, Materi Kerohanian, Materi Kebangsaan, Hiburan, dan ESQ. Untuk agama lainnya, tinggal penyesuaian kegiatan sesuai agamanya,” jelas Ketua Panitia M. Ariz Pratama.

Sementara itu, Wakil Rektor III UB, Prof Arief Prajitno, mengatakan bahwa kegiatan ini terdiri dari sejumlah pembekalan untuk para mahasiswa baru. Mulai dari pembekalan anti radikalisme, wawasan kebangsaan, dan budi pekerti. Tujuannya, menangkal paham asing ataupun radikal bagi maba. “Untuk membentengi kampus dari paham radikal dan LGBT, UB tengah mengkaji peraturan rektor untuk bisa diterapkan nantinya. Namun, kegiatan wawasan kebangsaan ini akan terus dilakukan untuk membentengi para mahasiswa UB,” bebernya melalui sambungan seluler. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas