Kota Malang
OSMOF, Alat Produksi Asam Asetat, Antar Mahasiswa FTP UB Sabet Emas
Memontum Kota Malang—-Asam Asetat menjadi kebutuhan utama dalam bidang industri. Sayangnya, produsen asam asetat di Indonesia masih sangat sedikit, seperti PT Molindo Raya Industri (MRI) di Lawang, Kabupaten Malang, dan lainnya. Dalam industri makanan, asam asetat, dengan kode aditif makanan E260, digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Sebagai aditif makanan, asam asetat disetujui penggunaannya di banyak negara, termasuk Kanada, Uni Eropa, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.
Berawal latar belakang itu, empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB), yaitu Bangun Satrio Pambudi, Putri Fitriani Sita, Faudina Nurin Nisa, dan Abida Qurrota A’yunin, membuat alat bernama One Stage Molase Fermentor (OSMOF), yaitu alat pengolah molase menjadi asam asetat dalam tahap dengan integrasi an aerobic digester dan teknologi electrical resistance heating.
“Selama ini untuk menghasilkan asam asetat membutuhkan waktu produksi yang lama selama sembilan hari. Dengan adanya Osmof ini, waktu produksi asam asetat yang diperlukan hanya 24 jam. Sehingga kami berharap melalui alat ini bisa meningkatkan produksi asam asetat,” kata Putri.
Dalam proses kerjanya, molase atau tetes tebu yang diambil dari industri gula dengan penambahan mikroba anaerob atau clostridium acetobotylicum didistilasi dan dihitung kadar asam asetatnya menggunakan OSMOF.
OSMOF mengantarkan empat mahasiswa tersebut meraih emas dalamkategori Higher Institution Student bidang science, engineering, dan tecnologypada kompetisi International Invention and Innovatove Competition di Langkawi Malaysia beberapa waktu lalu. (rhd/yan)