Jombang
Jaga Stabilitas Harga Jagung Lebih Baik, Ketimbang Impor
Memontum Jombang—– Rencana impor jagung yang akan dilakukan pemerintah dinilai tidak tepat oleh sejumlah petani jagung Dusun Nanggungan, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Ali Muhkson (58) petani yang sekaligus ketua Gapoktan Jatirejo juga tidak setuju dengan Impor jagung tersebut. Menurutnya jika impor itu dilakukan selain tidak tepat juga akan berdampak pada stabilitas harga jagung lokal, Senin (12/11/2018)
“Kalau impor saya tidak setuju, petani kabeh (semua) usul tidak impor agar petani jagung lebih makmur dan harga jagung lokal tidak anjlok. Kok sekarang malah impor,” ujar Ali.
Menurutnya, daripada melakukan impor pemerintah seharusnya lebih fokus pada kesetabilan harga jagung saat panen raya. Untuk panen tahun ini, Ali mengaku harga jagung bagus berkisar antara 4.500 hingga 5.200, namun apakah pemerintah dapat menjamin stabilitas harga tersebut, setelah melakukan impor. Mengingat yang terjadi di tahun lalu, harga jagung cenderung tinggi pada musim tanam namun anjlok drastis pada saat panen raya, padahal belum dilakukan impor.
“Selama ini mas, setiap panen jagung merosot. Kalau belum panen mahal, kalau sudah panen merosot. Itu yang membuat petani malas menanam jagung. Kalau pemerintah bisa menjamin kesetabilan harga pada saat panen raya, ya gak apa-apa melakukan impor,” tandasnya.
Berbeda, Kepala Dinas pertanian Kabupaten Jombang Hadi Purwantoro saat ditemui memontum.com, menyebutkankebij
“Tidak ada pengaruhnya, sampai sekarang belum ada petani yang sambat ke kita. Harga jagung sekarang bagus, jagung kering Rp 4.800 perkilo,” ungkapnya. (ham/yan)