Jombang
Jatah Pupuk Subsidi Dikurangi, Hidup Petani Makin Berat
Memontum Jombang – Pengurangan jatah pupuk subsidi oleh pemerintah provinsi Jawa Timur dinilai tidak tepat oleh petani dikabupaten Jombang. Justru pengurangan tersebut akan berdampak pada penghasilan para petani di kabupaten Jombang, Kamis (8/11/2018).
Seperti yang disampaikan Nur Bambang, petani asal Desa Pojokrejo, Kesamben Jombang yang selalu menggunakan pupuk subsidi itu untuk kebutuhan tanamnya. Ia mengaku jika pengurangan itu terjadi maka akan memberatkan para petani dan nantinya akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan petani akan meningkat akan tetapi mengurangi penghasilan petani.
“Saya kira petani itu sudah berat mas, kalau dikurangi lagi malah tambah berat mas, kalau dikurangi (Pupuk subsidi.red) biaya meningkat namun akan mengurangi penghasilan petani,” ujar Nur Bambang, kepada sejumlah awak media. Nur bambang, berharap agar pupuk bersubsidi tidak dikurangi, ia juga berharap pemerintah daerah lebih tepat sasaran dalam memberikan pupuk sesuai kebutuhan petani. Tidak hanya itu, menurutnya pemerintah daerah juga harus lebih memperhatikan masalah air khusunya di jombang timur.
“Kami minta pupuk subsidi tetap,terus ketepatan kebutuhan petani terhadap pupuk juga tetap, kalau itu tidak tepat saya kira akan mengurangi hasil panen, selain itu ,di Jombang timur masalah air sangat kekurangan sekali, saya kira itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala dinas pertanian kabupaten Jombang Hadi Purwanto, membenarkan adanya pengurangan pupuk bersubsidi di kabupaten Jombang. Ia mengetahui jatah pupuk bersubsidi tersebut berkurang setelah mengajukan penambahan kuota pupuk bersubsisdi untuk Jombang, namun pengajuan itu tidak sesuai dengan harapannya.
“Permintaan kita diawal tahun itu sudah dipenuhi sekian persenya, di akhir tahun kita minta tambahan tidak ditambahi malah dikurangi, dikurangi untuk urea saja 275 ton, dan itu tidak terjadi di Jombang saja, hampir seluruh kabupaten juga sama. Oleh karena itu saya menghimbau agar petani lebih efisien lagi dalam menggunakan pupuk bersubsidi,” ujar Hadi Purwanto. (ham/yan)