Kota Malang

Walikota Malang Ajak Mahasiswa Polinema Hilangkan Budaya Korupsi

Diterbitkan

-

Walikota Malang Sutiaji mengajak mahasiswa menghilangkan budaya korupsi dimulai lingkungan sekitar. (rhd)

Memontum Kota Malang—Demokrasi saat ini bersifat transaksional. Bahkan sebagian besar saat pemilu, para calon terlalu banyak berkorban dengan mengeluarkan banyak uang untuk menang. Padahal jika ditilik uang yang dikeluarkan, ibarat perdagangan harus mendapatkan untung jika nanti menjabat. Tentunya, segala cara akan dilakukan.

“Alhamdulillah, terpilihnya saya kemarin tanpa modal. Saat baru menjabat, ada yang berikan Rp 900 juta hanya untuk tandatangan saya. Katanya prosedur biasanya seperti itu. Ya, terpaksa saya kesampingkan. Berarti ada sesuatu di balik itu. Bahkan saya minta tim hukum untuk menyelidiki, karena pasti ada masalah. Sebab ini ini akan menjadikan kita tidak bermartabat. Kontras dengan misi kami mewujudkan Malang Kota Bermartabat,” jelas Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji, saat menjadi pemateri Diskusi Publik Nasional Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) 2018 di Aula Pertamina Politeknik Negeri Malang (Polinema), Selasa (18/12/2018).

Walikota Malang Sutiaji bersama narasumber lainnya, serta perwakilan Polinema. (rhd)

Walikota Malang Sutiaji bersama narasumber lainnya, serta perwakilan Polinema. (rhd)

Sutiaji menambahkan ada pula seorang pengusaha mengucapkan terima kasih dengan memberi sekian rupiah, padahal secara administrasi sudah beres. Menurut mereka hal ini lumrah. “Saya katakan, tidak perlu karena itu sudah kewajiban saya. Saya sarankan, bantu orang-orang miskin di Kota Malang, karena itu lebih bermanfaat buat mereka,” tambah Sutiaji.

Sutiaji menitipkan banyak pesan pada mahasiswa yang hadir. Salah satunya, pentingnya “brainwash” untuk menghilangkan budaya korupsi di masyarakat. “Korupsi itu bukan hanya dalam bentuk uang, namun juga bisa dalam bentuk korupsi waktu dan pikiran. Jika dalam kehidupan sehari-hari saja kita sudah banyak melakukan korupsi yang ringan, maka tidak menutup kemungkinan korupsi dalam skala besar juga dapat terjadi,” tutur Sutiaji.

Beberapa waktu yang lalu, lanjut Sutiaji, dirinya melakukan “Brainwash” pada para ASN di lingkungan Pemerintah Kota Malang dengan tujuan agar kinerja mereka meningkat dalam memberikan pelayanan pada masyarakat sekaligus untuk merubah pola pikirnya bahwa ASN adalah pelayan bagi masyarakat. Langkah internal, untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, dibentuk lelang kerja. Selain sesuai prosedur tanpa penyimpangan, juga memacu perkembangan kinerja yang lebih baik. “Pembinaan mental seluruh ASN menjadi titik awal membentuk pemerintahan yang bersih, akuntabel dan memuaskan masyarakat,” tegasnya.

Advertisement

Sementara itu, Direktur Polinema yang diwakilkan oleh Drs. Armin Naibaho, ST, MT, Staf Ahli Pembantu Direktur III menyambut baik kehadiran Walikota Malang, Sutiaji. Menurutnya, upaya yang dilakukan Sutiaji merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian kepala daerah kepada masyarakat khususnya mahasiswa. Diharapkan hal ini mampu memberikan angin segar kepada mahasiswa, khususnya terkait transparansi anggaran kampus oleh mahasiswa. “Ini pertama kali kegiatan kemahasiswaan yang didatangi langsung oleh seorang Walikota. Jadi ini luar bisa. Semoga anak-anak saat melaporkan anggaran pertanggungjawaban kegiatan tidak mengada-ada, tetapi sesuai dengan kondisi di lapangan,” pungkasnya

Diskusi Publik Nasional Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) 2018 tersebut digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (BEM Polinema) dengan penuh antusiasme yang tinggi dari para peserta. Menghadirkan pembicara lain, yaitu Maman Suherman (Duta Literasi), Yussi Purwanto (Perwakilan Polres Batu), dan Atha Nursasi (Malang Corruption Watch). (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas