Kota Batu

Isu Kiamat Merebak di Kasembon

Diterbitkan

-

Memontum Batu—Polres Batu bergerak cepat dengan memberikan klarifikasi terhadap isu miring yang tersebar di kalangan masyarakat terkait dengan menyebarnya berita hoax, tentang akan terjadinya kiamat dan bahwa pondok pesantren Miftahul Falahil Muftadi-in memerintahkan jamaahnya untuk menjual aset guna kepentingan pondok. Bertempat di lobby Mapolres Batu jalan Katjoeng Permadi acara dimulai jam 17.30 wib, Rabu (14/3/2019).

Kapolres Batu AKBP, Budi Hermanto, S. I.k,MSi, dalam press rilis-nya menjelaskan bahwa, dengan adanya berita yang telah tersebar melalui medsos, terhadap salah satu pondok pesantren yang ada di Kasembon, jajarannya segera mengambil tindakan melakukan tabayyun dengan beberapa pihak, Muspika setempat serta tokoh NU dan MUI. “Hari ini saya sengaja mengundang Gus Romli pengasuh pondok pesantren Miftahul Falahil – Muftadi -in dan pihak MUI Kabupaten Malang serta ketua Ansor. Hal ini perlu kami lakukan karena berita yang menjadi viral tersebut dapat berdampak negatif terhadap pondok pesantren Miftahul Falahil Muftadi-in yang beralamat di dusun Pulosari Desa Sukosari Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang,” ujar Budi Hermawan (Buher).

Hal ini bermula saat Gus Romli menyampaikan pada para jama’ah thariqah akmaliyah sholihiyah perihal tanda hari akhir /kiamat. Bukan hanya itu, ada pula isu yang menyatakan jamaah yang mengikutinya diminta membeli foto Gus Romli seharga Rp1 juta dan meminta jamaahnya untuk menjual semua aset yang dimiliki untuk diserahkan ke Pondoknya sebagai bekal di akhirat.

Gus Romli juga menampik pihaknya menyampaikan fatwa akan terjadi kemarau panjang selama tiga tahun berturut-turut. Mulai tahun ini dan kemudian jamaahnya diminta menyetorkan gabah 5 kuintal kepada pondok. Bahkan ada isu mengenai pengakuan santri kelas 5 SD, diminta memotong tangan adiknya untuk dimakan bila pakceklik tersebut benar terjadi.

Advertisement

“Mengenai hal tersebut disini kami mengklarifikasi bahwa semua isu tersebut adalah hoax atau berita bohong belaka,” ujar Gus Romli yang juga merupakan ketua Jamaah Salawat Thariqah Akmaliyah Sholihiyah (Musa As) ini. Gus Romli menjelaskan, sebenarnya mengenai akan terjadinya kiamat dan huru hara setelah ramadhan atau bahkan akan terjadi kiamat menjelang pilpres atau setelah pilpres itu adalah hoax semua. Kalau sebelumnya, dirinya mengaku memang pernah menjelaskan.

Jika salah satu tanda kiamat berupa meteor itu datang, maka dunia akan terjadi huru hara dan kemarau selama 3 tahun dan itu semua ada hadist yang menjelaskannya. “Jadi sebenarnya di pondok kami ada program triwulan yang dilaksanakan menjelang Ramadhan. Ini untuk menyongsong terjadinya meteor yang merupakan salah satu dari 10 tanda besar kiamat tersebut. Dan program ini sudah berjalan 3 tahun,” kata Gus Romli

“Untuk menyongsong tanda kiamat tersebut benar terjadi, menurut hadist dijelaskan harus menyiapkan setiap kepala setidaknya perbekalan yang cukup untuk 1 tahun. Kalau tidak terjadi, maka setelah Ramadhan persiapan tersebut bisa dibawa pulang kembali,”jelasnya kepada awak media. Saat ditanya mengenai kerugian apa yang terjadi atas hoax ini, Gus Romli mengungkapkan bahwa sebagian santrinya banyak yang diboyong pulang oleh orang tuanya, bahkan ada santri yang tidak mau pulang sampai di pukuli.

Sementara itu Ibnu Mukti, perwakilan dari MUI Kabupaten Malang mengatakan bahwa pondok pesantren Miftahul Falahil Muftadi-in adalah pondok yang tidak menyimpang ajarannya seperti isu yang beredar. “Pondok pesantren Miftahul Falahil Muftadi-in tidak beraviliasi pada HTI atau paham radikal tetapi sesuai dengan ajaran NU, ” begitu pungkasnya. (bir/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas