Sidoarjo
Banjir Rendam Area Sawah, Nasib Petani Perlu Diperhatikan
Memontum Sidoarjo– Anggota Komisi VI DPR RI Ir H.Bambang Haryo Soekartono beserta rombongan mendatangi balai Desa Semambung Kecamatan Jabon, Sabtu (23/12) sore. Kedatangannya dalam rangka reses sebagai anggota legislatif itu spotanitas disambati persoalan banjir yang tak kunjung surut.
Bambang Haryono Soekartono mengaku dirinya sangat perihatin melihat situasi kondisi Desa Semambung dan sekitarnya karena banjir tidak kunjung surut sehingga petani tidak bisa dapat bercocok tanam. Apalagi para perwakilan rakyat di daerah (DPRD) tidak pernah mendatangi lokasi.
“Solusi tercepat sudah dilakukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah ) Sidoarjo dan kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Ketua BNPB melalui via telpon untuk membantu percepatan, pengeringan banjir sehingga banjir tidak berlarut-larut dan jangan sampai dibiarkan seperti saat ini,” katanya.
Dirinya juga menyampaikan pada BNPB, maksimum tidak boleh lebih satu minggu setelah kejadian. Itupun, keseluruhan lnya harus tuntas dan kering. Syukur-syukur, dapat diselesaikan dalam waktu dua hari. Tentunya, kita melihat masalahnya kenapa terjadi banjir. Memang permasalahan utama yang dihadapi adalah saluran Kali Mati yang berada di selatan Desa Semambung. Sebab letak sungai tersebut antara Sidoarjo-Pasuruan. Sedangkan saluran pembuangannya itu hanya satu,” terangnya, Bambang.
“Permasalahan ini dibawa naungan Dinas PU Propinsi Jatim. Dan nantinya akan dilakukan penyudetan terhadap aliran sungai agar air keselurahnya, tidak mengalir ke arah Jabon Sidoarjo melainkan langsung mengalir ke sungai Bantas. “Nantinya itu juga tugas dari Kementerian Pertanian. Memang saat ini belum ada campur tangannya, sedangkan dampak akibat banjir, puluhan hektar sawah tidak bisa panen. “Padahal biasanya, panen tiga kali dalam setahun. Ini kemungkinan tidak dapat panen sama sekali.Jika melihat kondisi banjir ini, tetap dibiarkan. Pada intinya, saya akan mengawal persoalan ini sampai tuntas, ” jelasnya.
Ditambahkannya, banyaknya pemukiman atau bangunan rumah di area bantaran sungai itu, drinya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait bangaimana penanganannya. Mensikapi petani gagal panen, pemerintah seharusnya lebih tanggap dan memperhatikannya. Sebab di Pemerintah juga ada program asuransi untuk petani sebesar Rp.6 juta. “Persoalannya, petani ini sudah asuransi apa tidaknya saya belum tahu,” pungkasnya.
Kepala Desa Semambung Jainuri berharap dari sidak atau reses anggota Komisi VI DPR RI,Ir h.Bambang Haryo Soekartono ke desanya dapat meringankan beban warga terutama permasalahan banjir. “Alhamdulillah, desa kami akan mendapatkan bantuan 1 unit pompa air berukuran 8 Dim,” paparnya.
Salah satu petani M.Thowaf (54),mengakui lahan sawah milik petani masa panen tidak bisa maksimal. “Seperti biasanya 1 tahun, 2 kali panen. Namun kondisi banjir sama sekali tidak bisa panen bahkan cocok tanam. Tidak dipungkiri, kendala utama banjir itu penyebabnya yakni saluran air di Desa Kedungringin, Beji Pasuruan.Sebab aliran pembuangannya masih menjadi satu dengan Sidoarjo. Kami berharap sungai yang berada di Kuntulan dapat dipisahkan. Sebaliknya, jika dibiarkan sampai kapanpun maka tidak ada solusi,” ujarnya. (gus/ono)