SEKITAR KITA
Barong Cokot Pronojiwo Lumajang Kearifan Lokal yang Perlu Dilestarikan
Memontum Lumajang – Bertambahnya pelaku kesenian Barong Cokot yang didominasi oleh millenial lokal menjadi salah satu bukti bahwa kesenian ini sedang dalam masa kebangkitannya dan mulai digandrungi generasi muda sebagai budaya kearifan lokal yang memang perlu dilestarikan.
Seperti Mohamad Nasrullah misalnya, pria asal Dusun Rowobaung, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jawa Timur ini telah mecintai kesenian ini sejak beberapa tahun yang lalu. Pria yang akrab disapa Nas ini mengungkapkan dirinya ingin melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dulu. Tidak hanya sebagai penari Barong Cokot, Nas juga membuat Barong Cokotnya sendiri.
Diceritakan, Nas merupakan generasi dari keluarga yang menekuni kesenian barong. Sejak kecil dirinya sudah akrab dengan kesenian ini, namun baru setelah lulus dari pendidikan SMA dirinya baru menekuni secara serius kesenian yang merupakan bagian dari kesenian jaranan tersebut.
“Perkembangannya sekarang disini lumayan, banyak cewek-ceweknya juga yang ikut, dulu tidak ada. Sekarang ada pengembangan untuk tari yang cewek,” ujar Nasrullah saat ditemui disela menggelar latihan rutin didepan rumahnya, Kamis (18/6/2020)
Untuk memberikan sentuhan modern, Nas juga mencipatkan gerakan baru yang disebutnya dengan Barong Kontemporer. Namun demikian, gerakan tersebut masih berdasar pada tatanan gerakan pakem Kesenian Barong.
Kesenian Barong tidak hanya berkembang di Desa Pronijiwo, ada beberapa daerah di Kabupaten Lumajang yang juga memiliki paguyuban pelaku seni tersebut, Kecamatan Kunir misalnya yang juga memiliki beberapa kelompok seni Barong.
Nas bersama teman-teman pegiatan seni Barong Cokot Pronojiwo pernah mewakili Kabupaten Lumajang dalam gelaran Festival Lima Gunung di Magelang Jawa Tengah. Bersama beberapa pegiat seni lain dari Kabupaten Lumajang, penampilan epic disajikan dihadapan para penikmat seni tradisional itu. (adi/yan)