Surabaya
Bisnis Lendir Via WA di Surabaya, Sekali Kencan Rp 3 Juta
Memontum Surabaya – Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polrestabes Surabaya menciduk dan mengamankan pelaku tindak pidana perdagangan orang atau mucikari alias germo, yang dilakukan oleh seorang berinisial JK, warga Surabaya. Profesinya sebagai mucikari telah dilakukan selama kurang lebih satu tahun lamanya. Dia memperjual-belikan perempuan-perempuan freelance di Surabaya melalui online, yakni chatting WhatsApp dengan menunjukkan foto korban.
“Jadi kebetulan ini karyawan salah satu di cafe di Sutos, pengunjung-pengunjung di situ (cafe Sutos) yang sudah kenal sama dia (tersangka) ditunjukin foto. Akhirnya chatting melalui WA dengan foto-foto itu transaksi. Transaksinya di hotel dengan tarif tiga juta, mahal tiga juta,” kata Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya AKP, Agung Widoyoko, Kamis (6/12/2018).
Pelaku mendapatkan keuntungan dari korban Rp 500 ribu untuk tiap transaksi dan JK memiliki anak buah sebanyak 15 orang. Dengan waktu kapan saja, pelaku dapat menghungi korban untuk melayani tamu di hotel Surabaya.
“Jadi kapan saja, dimana saja bisa dihubungi, terus diajak kencan di hotel yang ada di Surabaya. Transaksi uangnya melalui rekening bank,” ujarnya. Rata-rata lelaki hidung belang yang memesan perempuan dari semua golongan yang dikenal oleh JK, dengan sistem menunjukkan foto melalui WA. ”
Rata-rata dari lelaki hidung belang yang memesan perempuan dari JK dari semua golongan. Melancarkan aksinya dengan sistem pemesanan menunjukkan foto melalui WA.
“Habis itu chatting melalui WA, terus ditunggu di hotel, habis itu perempuan yang dipesan atau dibooking itu datang ke hotel,” tambahnya.
Sementara itu, pelaku tindak pidana perdagangan orang atau mucikari mengatakan jika pada sebelumnya telah bertemu dengan korban beberapa kali. “Pelanggan ketemu selama satu sampai dua kali” kata JK
JK juga menjelaskan saat tersangka bekerja di cafe, dan menawarkan perempuan-perempuan tersebut kepada lelaki hidung belang.
“Nunjukkin WA aja sih, nunjukkin foto, kenalan lama, rata-rata pegawai swasta,” ujar tersangka
Selama satu tahun ini perempuan yang dipekerjakan untuk memenuhi nafsu lelaki hidung belang tidak sedikit jumlahnya, dan semua korban merupakan teman dari tersangka sendiri.
“Kurang lebih 10 orang, saya dapat paling banyak 500 ribu. Kenal, dekat, dia yang nyari (perempuan) minta tolong,” jelasnya. (est/yan)