Bondowoso
Bulog Kalah Bersaing dengan Tengkulak Bondowoso
Memontum Bondowoso — Memasuki musim panen, Bulog Sub-Divre Kabupaten Bondowoso, belum bisa memaksimalkan serapan gabah petani karena kalah bersaing dengan harga pembelian gabah oleh para tengkulak.
“Bulog kalah bersaing harga pembelian gabah dengan tengkulak. Para tengkulak membeli harga Gabah Kering Sawah petani hingga Rp 4.700,00 perkilogram, sedangkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 3.700,00 perkilogram,” kata Kasub Divre Bulog Bondowoso, Adhekan.
Pemerintah menginstruksikan kepada Bulog di daerah untuk menaikkan harga pembelian gabah, menjadi Rp 4.200,00 perkilogram. Namun masih kalah bersaing dengan harga pembelian tengkulak.
Menurut Adhekan, kondisi seperti ini memang sengaja dipermainkan oleh
tengkulak agar harga gabah semakin melambung. “Kita tidak bisa terus
menyaingi harga seperti yang dilakukan tengkulak, karena ini bisa
memicu inflasi,” ujarnya.
Adhekan optimis, mampu mencapai target serapan gabah 2018, meskipun di awal panen serapan gabah masih minim, yaitu masih mencapai sekitar 10 persen dari yang ditargetkan. Serapan gabah yang ditargetkan Bulog Bondowoso jika diasumsikan menjadi beras 27 ribu ton beras.
“Sampai saat ini baru sekitar 4 ribu ton beras yang terserap. Tapi kami optimis mampu memenuhi target itu, karena ini kan masih awal panen. Apalagi untuk tahun ini kita bermitra dan sudah teken kontrak dengan Kodim 0822”, jelasnya.
Menurutnya, TNI juga diberikan kewenangan untuk melakukan pembelian gabah petani agar membantu pemerintah pencapain target pembelian gabah petani. (sam/nay)