Kabupaten Malang
Bupati Rendra Buka Malang Coffe Ethnic di Karangploso
Memontum Malang——Bupati Malang Dr H RendraKresna secara membuka Malang Coffee Ethnic di Karangploso Selasa (2/10/2018) siang tadi. Dengan mengusung tajuk Merajut Kopi Nusantara, kegiatan yang berlangsung di KUD Karangploso dan Komunitas Kopi Nusantara East Section ini, juga dalam rangka meneyemarakan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober.
Dimana, kegiatan tersebut juga diadakan serentak di 7 kota se Jawa Sumatra. Yakni Jogjakarta, Ijen Banyuwangi, Jakarta, Jepara, Bandung, Lampung termasuk Malang. Dalam sambutannya,Bupati menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya event tersebut. Menurutnya, event tersebut merupakan salah satu upaya bersama untuk memajukan pertanian kopi di Kabupaten Malang.
“Semoga petani kopi akan kembali senang menanam tanaman kopi dan tidak sampai beralih tanam tanaman lainnya,” ujar Rendra. Dikatakan, kebutuhan dunia terhadap kopi Indonesia sejatinya sangat tinggi. Salah satu contoh pengusaha ekspor kopi asal Dampit yang mempunyau kuota 70 ribu ton, tetapi kopi dari Kabupaten Malang baru bisa memenuhi kuota 30 ribuan ton.
“Sisanya, kopi didatangkan dari daerah lain seperti dari Lampung, NTB dan Sulawesi. Maka dari itu, para petani kopi perlu disemangati bersama agar kembali senang menanam kopi karena dulu petani kopi Kabupaten Malang mampu memenuhi kuota kopi tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu penyebab beralihnya petani hingga menanam tanaman lain yaitu jatuhnya harga saat panen raya. “Kita perlu bersyukur, saat ini petani kita kembali bersemangat menanam kopi, apalagi peminat kopi yang juga mulai meningkat. Itu bisa kita lihat dengan banyaknya gerai-gerai yang menjual aneka olahan kopi hingga ke desa-desa,” ujarnya.
Ditambahkan, Pemkab Malang akan terus mengasistensi, mendampingi dan memberikan bantuan peralatan kepada para petani. Kualitas kopi ditentukan tersedianya sinar matahari yang cukup saat panen tiba. Kalau saat panen terjadi musim hujan, yakin Pak Rendra, maka kualitas kopi akan ikut turun akibat proses pengeringanya kurang cukup sehingga kurang maksimal. Sehingga kopi menjadi hitam, bukan yang putih bersih kehijau-hijauan.(sur/yan)