Probolinggo
Bupati Tantri Panen Madu Kualitas Nasional Bersama Masyarakat Lumbang
Memontum Probolinggo—Petani madu khususnya di daerah Lumbang Kabupaten Probolinggo mulai bersemangat lagi karena tahun ini melakukan panen madu yag di hadiri langsung oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE. (20/10/2017).
Tantri melakukan panen langsung dan petik madu secara manual menggunakan extraktor yang bertempat di Desa Negororejo Kecamatan Lumbang. Kegiatan ini dilakukan di sela sela kegiatan gotong royong bersama masyarakat setempat.
Dalam kesempatan tersebut Tantri didampingi Camat Lumbang Bambang Heri Wahjudi dan sejumlah pejabat. Tantri melakukan panen madu dan pemerasan secara manual. Pemerasan madu juga dilakukan dengan menggunakan extraktor. Selanjutnya Bupati Tantri juga mencicipi hasil madu yang dipanennya sendiri.
Bambang mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 ini jumlah peternak lebah mencapai 240 peternak. Dari jumlah tersebut hanya 107 peternak yang aktif.
“Hal ini dikarenakan masa paceklik (penghujan) yang panjang, utamanya berkurangnya pohon randu yang bunganya berbunga,” paparnya. Bupati Probolinggo saat memeras madu yang di panen nya.(pix).
Menurut data sementara, produksi madu di Kecamatan Lumbang berkisar 150 ton, padahal biasanya bisa mencapai 400 ton bahkan lebih. Sedangkan kebutuhan madu nasional sekitar 3.500 hingga 4.000 ton per tahun.
“Sekarang ini peternak lebah lokal hanya mampu mencukupi sekitar 1.000 hingga 1.500 ton. Oleh karena itu 70% dari kebutuhan tersebut masih impor dari Cina, Selandia Baru, Australia dan Arab (Yaman),” tambahnya.
Untuk mencapai standar kualitas madu yang bagus, maka Ubaya dan UMM melalui Program Kemitraan Sentra Madu siap membantu peralatan. Tetapi dalam program tersebut wajib didukung Pemkab Probolinggo dengan sharing kegiatan berupa fasilitas bangunan. Karena untuk lahan sudah disiapkan oleh Koperasi Hidup Makmur Sejahtera.
Di tempat itu pula nantinya akan dijadikan sebagai sarana edukasi terhadap masyarakat mengenai madu, baik dari sisi kualitas, kandungan, asal bunga, manfaat dan lain lain. Sekaligus sebagai event wisata pendukung Wisata Bromo dan Madakaripura.
Tantri juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada UMM dan Ubaya atas sumbangsih pikiran dan tenaganya dalam mengedukasi petani lebah sehingga saat ini madu Kecamatan Lumbang di tengah gerusan perdagangan bebas masih mampu bertahan dan dilirik konsumen lebah.
“Harapan saya ada sinergitas siapa berbuat apa untuk memfasilitasi petani lebah baik melalui bimbingan teknis dan lain sebagainya sehingga program secara sinergitas jauh lebih memberikan manfaat khususnya kepada petani lebah,” ungkapnya..
Di kesempatan itu juga, Tantri menegaskan bahwa dahulu sejarah Kecamatan Lumbang ini terkenal dengan areal perkebunannya yang didominasi pohon randu. Namun karena kebutuhan ekonomi dan kondisi saat ini, pohon randu sudah sangat jarang dan habis tergantikan oleh sengon.
“Saya ingin kemajuan terhadap petani lebah ini bisa dilakukan pendekatan melalui APBDes, bagaimana Kecamatan Lumbang menjadi icon pemasok utama madu di Kabupaten Probolinggo dengan stabil.”ucapnya.
“Oleh sebab itu harus ada tanaman pengganti, misalnya bunga matahari dan bidara Arab. Saya ingin dan butuh edukasi jika pohon yang diganti sengon, harus ada tumpangsari yang dibudidaya secara luas,” terangnya lagi.T
antri melihat ada sebuah peluang apakah melalui budidaya bidara Arab atau bunga matahari. Karena hal ini sangat potensi bila APBDes bisa menganggarkan, dan kemudian ditanam secara massal. Tentunya ini akan menjadi potensi wisata untuk menopang selain kelebihan Air Terjun Madakaripura.
“Harus dilakukan penanaman massal, sehingga potensi wisata nantinya juga dapat. Selain itu nantinya pemenuhan pakan lebah bisa terpenuhi. Selain itu potensi pengembangan olahan biji bunga matahari juga bisa di kembangkan. ” lanjut tantri.
“Harapan saya Kecamatan Lumbang yang sudah sangat bagus bisa dikembangkan lagi dan menjadi Lumbang Berkembang,” tutupnya. (pix/yan)