Pemerintahan
Bupati Trenggalek : Larung Sembonyo Akan Didorong Masuk MURI
Memontum Trenggalek – Masyarakat di pesisir pantai Prigi Lestari kan budaya Labuh Laut atau yang dikenal dengan Larung Sembonyo. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur nelayan terhadap hasil tangkapan ikan yang melimpah serta meminta keselamatan menangkap ikan (melaut). Tradisi dan budaya yang dilestarikan masyarakat ini lahir dari mitos yang berkembang hingga diyakini oleh masyarakat di pesisir Pantai, tak terkecuali di Pantai Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
Menurut informasi yang diterima, masyarakat meyakini bahwa tradisi yang biasa dilakukan pada bulan Selo penanggalan Jawa ini merupakan adat budaya yang harus dilestarikan.
Upacara adat larung Sembonyo ini dilakukan oleh masyarakat, utamanya bagi nelayan yang menggantungkan hidupnya di Teluk Watulimo. Tak hanya itu, upacara adat ini dilakukan guna menghormati para leluhur yang telah membuka atau babad alas teluk ini.
Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini mengatakan bahwa kegiatan Larung Sembonyo ini dilakukan sebagai wujud syukur nelayan terhadap hasil tangkapan yang melimpah. “Upacara adat Larung Sembonyo ini rutin dilakukan masyarakat yang ada di pesisir Pantai sebagai bentuk syukur mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dan juga melestarikan budaya nenek moyang kita terdahulu, ” ucap Arifin saat dikonfirmasi, Rabu (24/07/2019) siang.
Dikatakan Arifin, menurut kepercayaan masyarakat jika upacara adat ini ditinggalkan, akan ada halangan seperti kesulitan menangkap ikan, gagal panen, wabah, bencana alam dan beberapa musibah lainnya. Dan hal – hal tersebut yang harus dihindari, salah satunya dengan melakukan tradisi upacara Larung Sembonyo ini.
“Tradisi Larung Sembonyo saat ini sudah menjadi agenda masyarakat Kabupaten Trenggalek yang rutin digelar. Pemerintah daerah juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, ” imbuhnya.
Pihaknya mengaku akan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan Larung Sembonyo ini, sehingga kegiatan ini akan menjadi daya tarik tersendiri di Kabupaten Trenggalek. Tak segan – segan, Bupati Trenggalek menargetkan tradisi Larung Sembonyo ini harus masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) tahun depan.
“Kedepan kita targetkan kegiatan ini bisa masuk MURI, ” tegasnya.
Diketahui, pelarungan sembonyo dan berbagai srasrahan dan sesaji ini didorong dengan niat, harapan dan permohonan untuk mendapatkan keselamatan dan memperoleh hasil dari laut dan daratan yang melimpah.
Tak hanya itu, tahap – tahap upacara adat Larung Sembonyo dibagi menjadi dua tahap persiapan yang meliputi malam widodaren membuat sembonyo, kembang mayang, menyiapkan encek atau sesaji serta menyiapkan kesenian jaranan untuk pengiring dan tahap pelaksanaan. (mil/yan)