Surabaya
BWI: Waqaf Bisa Cegah Penambahan Hutang Negara
Memontum Surabaya—-Badan Waqaf Indonesia (BWI) terus menggandeng lintas perguruan tinggi di Tanah Air dalam gerakan literasi serta menumbuhkan kepedulian berwaqaf. Harapannya, dana waqaf bukan saja masuk dari kalangan mahasiswa, namun juga dosen hingga guru.
Bahkan mampu menjadi stimulus bagi masyarakat secara keseluruhan. Ke depan, waqaf bisa menjadi bagian gaya hidup yang bukan saja menguntungkan di dunia namun juga akhirat. Gerakan waqaf ini bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ini disampaikan Ketua BWI Prof. M Nuh disela kegiatan BWI di Kampus C Universitas Airlangga (UNAIR), Kamis (15/11). “Sejumlah kampus sudah bersedia sebagai pengelola dana waqaf. Di antaranya, Universitas Indonesia, UNAIR, ITS, UINSA, dan dalam waktu dekat UB Malang. Selanjutnya kampus di Sumatera,” kata Nuh.
Mantan mendikbud era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan, kampus yang menjadi pengelola dana waqaf bisa saling meminjam dan dipindahkan secara kliring antarpengelola. Penggunaan dana bisa untuk beasiswa, pembangunan jalan tol atau infrastruktur lain. Bahkan Nuh menyebut penggunaannya bisa untuk pembangunan negara sehingga bisa menghindari penambahan hutang dari bank dunia atau lembaga pendanaan internasional lainnya.
“Dana waqaf ini potensinya unlimited, tanpa batas. Kalau dulu waqaf harus berupa tanah untuk kuburan atau masjid. Sekarang tidak lagi, waqaf bisa cukup dengan seribu rupiah. Nanti akan ada aplikasinya. Pembayaran bisa juga dengan potong pulsa atau poin yang didapat saat isi ulang pulsa telepon seluler. Jadi bayar waqaf murah, caranya mudah. Akan disiapkan aplikasi pembayarannya,” papar pria yang pernah menjabat rektor ITS ini.
Nuh menyebut dana yang dihimpun dalam sehari saja bisa besar, mampu mencapai Rp 1 triliun. “Tiap orang seribu rupiah. Di Indonesia dari 200 juta lebih penduduk, 80 persen di antaranya ummat Islam,” dia mencontohkan.
Nuh juga mengapresiasi langkah UNAIR yang mengumpulkan guru besarnya dalam menguatkan gerakan waqaf nasional ini. “Dana waqaf bisa untuk percepatan pembangunan di Lombok dan Palu pasca bencana,” Nuh kembali mencontohkan.
Drs. H Susono Yusuf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai pelaksana program Waqaf Goes to Campus menambahkan, literasi waqaf akan digelar di banyak kampus. “Di UNAIR kita sengaja gelar seminar. Di UNAIR juga akan digelar konser waqaf untuk beri literasi kepada penonton. Selain itu ada lomba-lomba video pendek dan pemilihan duta kampus Badan Waqaf Indonesia,” tutup Yusuf. (ano/yan)