Wisata
Coban Alami Terlupakan, Coban Baung Balesari Ngajum
Memontum Malang – Pengendara yang melewati tikungan perbatasan Gendogo Wonosari – Balesari Ngajum tidak akan menyangka ada tempat wisata Coban cukup alami, segar, sejuk dan indah. Tapi kini terkesan sepi dan lengang.
Coban Baung namanya. Air terjun ini bukanlah coban yang berada di Pasuruan atau Purwodadi melainkan air terjun di Kabupaten Malang. Namanya mirip dan kelirunya sering dianggap berhubungan dengan makam Kiai Eyang Jugo Pasarean Gunung Kawi Wonosari.
Dulu awal-awal baru dibuka 2015, coban Baung sangat ramai pengunjung. Coban ini juga diapresiasi mantan Bupati Malang waktu itu, H Rendra Kresna.
Akhir-akhir ini, pengujung bisa dihitung dengan jari. Loket yang biasanya buka dengan tarif Rp 5000, sekarang jarang terjaga. Akses menuju lokasi tertutup portal dengan ikatan tali tampar menandakan pengunjung tidak izinkan masuk.
Oktober lalu, memontum.com mencoba memasuki area. Tidak ada penjaga parkir kendaraan. Loket tutup. Ada seorang tukang kebun yang kemudian memperkenankan masuk dan berkenan menjaga kendaraan.
“Kalau Sabtu Minggu agak rame Mas. Sore biasanya,” ungkap seorang pria sembari melanjutkan pekerjaannya membersihkan kebun.
Jalan kaki menurun sekitar 150 meteran sampailah di sebuah pertigaan dengan berbagai papan tanda dan arah masuk Coban baung. Tampak pula sebuah bangunan kayu ambruk.
Memontum.com melanjutkan perjalanan menuju Coban sore itu. Belasan papan tanda menunjukkan arah menuju Coban terpasang dan masih dapat terbaca. Papan-papan itu dibuat oleh mahasiswa KKN UNM.
Jalan menuju Coban cukup bisa dilewati meski bila hujan turun akan sangat merepotkan perjalanan pengunjung. Sebab jalur menuju coban masih alami berupa jalan tanah liat. Juga jalur bebatuan. Ada 1 sudut terbilang licin. Selain berlumut bebatuan juga teraliri rembesan air.
Berjalan sekitar 500 meteran pengunjung sampai di Coban. Di hari Sabtu dan Minggu, pagi hingga siang kemungkinan besar tidak ada pengunjung. Ketika sore hari, barulah pengunjung berdatangan.
Saat memontum.com berkunjung, sejumlah mahasiswa atau wisatawan baru saja beranjak pulang. Tiba di depan coban, tidak ada seorangpun wisatawan. Jika ingin berkunjung baiknya membawa bekal air minum.
Jangan berharap ada penjual makanan atau minuman di lokasi. Coban terasa sangat alami dan sunyi. Menjadi lokasi yang cukup tepat untuk menenangkan hati dan pikiran.
Jika hujan turun medan jalan cukup licin. Pengunjung musti berhati-hati. Bila hujan deras baiknya pengunjung tidak memaksakan diri melanjutkan perjalanan menuju coban.
Di lokasi tersedia tempat sampah. Wisatawan yang baik, membuang sampah di tempatnya. Banyak papan peringatan, untuk menjaga kealamian dan kebersihan lokasi.
Coban baung berketinggian sekitar 70 meter lebih. Lebarnya 7 meteran, dengan kedalaman titik jatuh air, sekitar 1-2 meteran. Sumber air coban, berasal dari Sumber Manggis atau sumber yang terletak di dekat petilasan meditasi/ Padepokan Eyang Jugo (bukan Pasarean Gunung Kawi).
Lokasi coban tepatnya terletak di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang atau berjarak 20 KM-an dari Alun-Alun Kota Malang dan 5 KM dari Gunung Kawi Wonosari. Untuk menuju lokasi, dianjurkan melewati Wagir atau Ngajum. (sos/tim)