Lamongan
Dikelola Organik Tanpa Zat Kimia, Desa Besur Sukses Budidayakan Beras Japonicum Koshihikari
Memontum Lamongan—-Beras premium dari jepang, Japonicum Koshihikari, rupanya sukses dibudidayakan oleh petani Desa Besur Kecamatan Sekaran/Lamongan. Mereka bahkan membudidayakannya secara organik, tanpa zat kimia.
Japonicum Koshihikari adalah salah satu jenis beras dari Jepang yang sangat populer di Negara Sakura. Karakter berasnya yang manis dan lengket, sehingga menjadi pilihan favorit untuk membuat sushi.
Petani Besur seperti dijelaskan Nuning, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sekaran, juga tidak mengalami kesulitan soal pemasaran beras ini. Karena sudah ada perusahaan yang siap menampung berapapun hasil panennya.
Dia menuturkan awalnya ada perusahaan yang memberikan benih Japonicum Koshihikari untuk dicoba dibudidayakan petani Besur. Perusahaan ini melirik Besur karena dikenal sukses bercocok tanam secara organik.
Uji coba budidaya beras Japonicum Koshihikari ini rupanya sukses. Sehingga kini petani Desa Besur dipercaya menjadi penyuplai beras Japonicum Koshihikari bagi perusahaan tersebut.
Kesuksesan petani Desa Besur bercocok tanam padi secara organik diawali dengan inisiatif membuka Sekolah Lapang Pertanian melalui Dana Desa.
Camat Sekaran Yuli Wahyuono menjelaskan, Sekolah Lapang Pertanian tersebut menjadi embrio Program Tanaman Sehat di wilayahnya.
Saat ini Sekolah Lapang Pertanian serupa dibuka lagi di lima desa lainnya. Yakni Desa Porodeso, Bulutengger, Kembangan, dan Kebalankulon.
Program Tanaman Sehat tersebut bisa lebih cepat diadaptasi petani di desa lainnya karena menunjukkan hasil nyata. Dengan bertani secara organik, rata-rata produktivitasnya bisa mencapai 9,8 ton perhektare.
Sementara ongkos produksi juga jauh berkurang. karena ongkos pupuk kimia yang biasanya Rp 2 juta perhektare, kini dengan pupuk organik hanya Rp 600 ribu perhektare.
Sementara ongkos untuk pestisida maupun pengendali hama menjadi nol, karena diproduksi sendiri. Selain itu petani juga memanfaatkan bunga refugia dan burung hantu sebagai pembasmi hama.
Secara manajemen, saat ini sedang dilakukan penataan pemasaran agar beras Besur dan sekitarnya yang organik itu bernilai lebih tinggi. Salah satunya dengan mengajukan sertifikasi Prima kepada Otoritas Kompetensi Kemanaan Pangan Daerah (OKKPD) dan Otoritas Keamanan Pangan Pusat (OKKPP).
Saat ini beras produksi petani Desa Besur dan sekitarnya sudah mengantongi sertifikat Prima 3, yang menjamin produknya aman dari pestisida. Mereka kini tengah mengajukan sertifikasi Prima 2 yang selain aman pestisida juga terjamin mutunya.
Bupati Fadeli saat menghadiri Panen Tanaman Sehat di Desa Jugo/Sekaran menyampaikan apresiasinya atas inovasi yang dilakukan petani. Selain berasnya sehat, produktivitas yang tinggi sudah bisa dicapai dengan menggunakan varietas non hibrida.
“Ini sesuai dengan visi kami untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui Nilai Tukar Petani (NTP). Yakni dengan mengurangi biaya produksi dan menaikkan harga jual,” ujar Fadeli saat di Desa Jugo Kecamatan Sekaran, Kamis (9/8/2018).
Karena itu kedepan dia menganjurkan agar dibuka pula lahan percontohan untuk varietas hibrida yang ditanam secara organik.
Dia juga mengarahkan agar Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa berperan lebih besar untuk peningkatan kesejahteraan petani.
Terkait upaya mengalirkan air Sungai Bengawan Solo ke wilayah pertanian Lamongan, pengerukan yang dilakukan di sejumlah pintu sluis sudah menunjukkan hasil.
Sungai-sungai di kawasan Bengawan Jero yang biasanya sudah kering, saat ini masih teraliri air. Sehingga bisa menyelamatkan lahan pertanian yang terancam kekeringan.
Pengerukan ini dilakukan dengan mengerahkan 14 backhoe di Pintu Sluis Dusun Mungus Desa Sugihwaras Kecamatan Kalitengah dan Desa Palangan Kecamatan Karangbinangun. Juga di Pintu Sluis Dusun Melik Kecamatan Kalitengah, Desa Banjarejo, Banyuurip, Watangpanjang, Windu dan Bogobabadan di Karangbinangun.
Sementara di Kecamatan Sekaran, mereka bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta untuk mengalirkan air dari Sungai Bengawan Solo ke wilayah Sekaran dan sekitarnya. Juga sudah dilakukan normalisasi salurana air sepanjang 6 kilometer sehingga mampu menyelamatkan 400 hektar lahan pertanian dari ancaman kekeringan.
Berdasar data Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Lamongan, sampai akhir Juli ini produksi padi Lamongan sudah mencapai 814.512 ton dengan rata-rata produktivitas 7,2 ton perhektare. (Ifa/zen/yan)