SEKITAR KITA

Dinobatkan Sebagai Ketua Forikan Terbaik di Jatim, Ini Upaya yang Dilakukan Forikan Novita Hardini

Diterbitkan

-

Dinobatkan Sebagai Ketua Forikan Terbaik di Jatim, Ini Upaya yang Dilakukan Forikan Novita Hardini
PENGHARGAAN: Ketua Forikan Jatim, Arumi Bachsin, ketika memberikan penghargaan kepada Ketua Forikan Terbaik di Jatim, Novita Hardiny atau Ketua Forikan Trenggalek. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, dinobatkan sebagai Ketua Forikan Terbaik di Jatim. Penghargaan itu diberikan kepada sosok istri Bupati Trenggalek, karena dinilai berhasil dalam menurunkan angka stunting melalui kegiatan gerakan memasyarakatkan makan ikan tahun 2021.

Penghargaan sendiri, diterima langsung Ketua Forikan Trenggalek, saat diserahkan langsung oleh Ketua Forikan Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak. Ada pun pelaksanaannya, berlangsung saat sarasehan Hari Ikan Nasional (Harkannas) di Jawa Timur tahun 2021, di salah satu hotel di Surabaya.

Upaya Ketua Forikan Trenggalek tersebut, tidak hanya pada menekan angka stunting. Namun juga, upaya meningkatkan konsumsi ikan dalam mencegah gagal tumbuh kembang anak.

Bahkan, sangking seriusnya mensosialisasikan dan mengajak masyarakat, istri Bupati Trenggalek ini hingga mengabaikan peringatan hari lahirnya sendiri. Sebaliknya, justru lebih memilih melaunching program Putri Lintas Selatan, yang merupakan kesamaan kata dari Peduli Lingkungan Catin Bumil Bulin Tuntaskan dan Selamatkan Balita Stunting.

Advertisement

Program ini, diinisiasi khusus untuk menekan atau mengeliminir angka stunting di Trenggalek, dengan mengajak setiap keluarga untuk peduli hidup dan lingkungan yang sehat. “Intinya, harus tetap terus memberikan yang terbaik buat Trenggalek. Terus, harus tetap memotivasi diri untuk terus berinovasi. Itu saja sih sementara, saya tidak bisa banyak ngomong,” ungkap Novita saat dikonfirmasi Memontum.com, seusai menerima penghargaan, Rabu (08/12/2021) siang.

Yang terpenting sekarang, lanjutnya, dirinya mempunyai program yang baik dan bisa dieksekusi dengan baik pula. “Serta, dibutuhkan konsisten dari saya sebagai Ketua Forikan, untuk bisa memberikan inspirasi dan contoh kepada seluruh organisasi yang ada di Trenggalek,” imbuhnya.

Baca juga :

Terakhir, ibu tiga anak ini menyebut jika penghargaan yang diraihnya, bukanlah capaiannya sendiri. Namun, melainkan kerja keras banyak pihak. “Tentunya bukan capaian saya pribadi. Ini semua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Dinas Perikanan, juga telah berupaya luar biasa. Kolaboratif, kerja sama, energinya dicurahkan bersama-sama untuk mengentaskan stunting di Kabupaten Trenggalek. Saya mengucapkan terima kasih kepada Tim Penggerak PKK, karena saya memiliki tim yang sangat tangguh,” terang Novita.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Cusi Kurniawati, menambahkan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Trenggalek, untuk menurunkan angka stunting di daerahnya, yang salah satunya dengan peningkatan angka konsumsi ikan. “Upaya ini dilakukan baik melalui dana APBD Kabupaten Trenggalek, maupun kolaborasi dengan APBD Provinsi Jawa Timur,” kata Cusi.

Advertisement

Selain itu, tambahnya, upaya lain dengan melakukan Kampanye GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) disertai menyalurkan bantuan paket ikan segar dan ikan olahan ke lokasi-lokasi Stunting. “Terus juga dengan beberapa upaya lain seperti bantuan paket budidaya ikan lele untuk keluarga (Kolega). Tahun 2019 lalu menyasar 40 kepala keluarga di Desa Mlinjon Kecamatan Suruh. Sedangkan di tahun 2020 menyasar 40 kepala keluarga di Desa Nglebo, Kecamatan Suruh. Dua desa ini sendiri merupakan salah satu locus stunting,” jelas Kepala Dinas Perikanan Perempuan itu.

Upaya-upaya yang dilakukan, paparnya, tentunya meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) Trenggalek dari tahun ke tahun. AKI Tahun 2019 sebesar 30,10 kg/kapita/tahun, ditahun berikutnya meningkat menjadi 31,34 kg/kapita/tahun. Meskipun meningkat, Pemkab Trenggalek sadar angka ini masih sangat perlu untuk ditingkatkan kembali.

Sesuai data yang dihimpun, atas berbagai upaya yang dilakukan itu berdampak pada penurunan angka Stunting di Trenggalek. Tahun 2018 angka stunting sebesar 14,9 persen. Ditahun berikutnya turun menjadi 13,4 persen dan di tahun 2020 turun ke angka 11,4 persen.

“Diharapkan dengan upaya-upaya keras, upaya kolaboratif yang dilakukan dengan melibatkan semua stake holder terkait, angka stunting ini bisa diturunkan hingga 0 persen,” paparnya. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas