Gresik

Diskusi Kehumasan, Petrokimia Hadirkan Rocky Gerung

Diterbitkan

-

*Melihat Hal Tersembunyi dengan Nalar

Memontum Gresik—- PT Petrokimia Gresik (PG) mengundang Prof Rocky Gerung, dosen filsafat UI, sebagai narasumber dalam diskusi kehumasan bertema “Membangun Nalar Kehumasan” di Gresik, Senin (26/2). Rocky mengajak praktisi humas untuk memaksimalkan nalar dalam aktivitas kehumasannya dan tidak terjebak pada definisi umum yang ada tentang kehumasan.

Sebagai pembuka Rocky menuliskan “There is three misstake in this sentence”. Rocky meminta peserta untuk mememukan tiga kesalahan dalam kalimat tersebut. Dengan mudah peserta menemukan dua kesalahan gramatikal, yaitu “is” (seharusnya “are”), dan “misstake” (seharusnya “mistakes”).

Adapun kesalahan berikutnya, peserta tak mampu melihatnya. Rocky pun menjelaskan bahwa kesalahan ketiga adalah adanya kebohongan dari kalimat itu sendiri, karena secara gramatikal hanya ada dua kesalahan, bukan tiga sebagaimana yang tertulis.

Advertisement

“Think the unthinkable (berfikir yang tak terpikirkan, red). Jangan terpaku pada kemampuan panca indra saja, gunakan dan maksimalkan nalar. Selain melihat apa yang tampak pada indera, Humas juga harus bisa melihat apa yang tersembunyi dalam nalar,” ujar Rocky.

Rocky juga menyebutkan bahwa Humas adalah wajah direksi dalam keadaan darurat. Bagaimana wajah direksi saat menit pertama terjadinya darurat, terutama jika opini publik sudah terbentuk. Sehingga Humas merupakan upaya manajemen untuk menghadapi opini publik.

Kalimat pertama yang muncul dari Humas, lanjut Rocky, merupakan core value sebuah perusahaan. Sehingga sangat penting bagi Humas untuk mencari cara agar Humas bisa beraksi secara interaktual bukan sekedar verbal.

“Yaitu dimana Humas harus bisa konsisten dalam gaya atau bahasa tubuhnya dan juga konsisten dalam nalarnya,” ujar Rocky.

Advertisement

Menghadapi opini publik pun tidak sekedarnya saja. Rocky berpendapat bahwa perlunya pemakaian kalimat metafora atau perumpamaan sebagai bentuk diplomasi yang baik kepada publik.

Contohnya, ketika Presiden Soekarno diledek wartawan karena dianggap kalah pamor dengan Sutan Syahrir, yang ketika itu berhasil menjadi Perdana Menteri pertama Indonesia pada tahun 1945, Soekarno menjawab dengan metafora yang sangat baik. “Tidak, saya hanya melengkung seperti rotan (maka akan kembali tegak lurus, red),” ujar Bung Karno saat itu.

Maka dalam setiap komunikasnya, selain kalimat metafora, Humas juga harus bisa menggunakan pesan yang logikanya keluar, kata-katanya bagus, dan kalau bisa tambahkan sedikit humor, jika perlu. Karena ini sangat menentukan pembentukan opini publik sebagaimana yang kita kehendaki.

“Karena Humas adalah pemuka akal sehat, harus bisa berfikir di luar hal-hal yang biasa. Tidak out of the box, namun beyond the box (jauh di luar kotak, red),” tambahnya.

Advertisement

Sekretaris Perusahaan PG Yusuf Wibisono mengungkapkan bahwa perusahaan sengaja mengemas tema diskusi yang berbeda. Karena materi mengenai teknis kehumasan, seperti pengelolaan media, manajemen isu dan krisis, hubungan media massa, dan sebagainya, sudah cukup banyak dan biasa.

“Kami mencoba menawarkan diskusi yang berbeda dari biasanya, yaitu tentang ‘nalar kehumasan’, dengan tujuan untuk memberikan insight atau pandangan lain yang bertujuan untuk memperkaya khasanah pengetahuan kehumasan,” ujar Yusuf.

Kegiatan ini merupakan agenda rutin Forum Humas BUMN/D Jawa Timur, dimana kegiatan pada hari ini dihadiri oleh 47 praktisi Humas dari 27 perusahaan BUMN/D se-Jatim. Selain untuk menjaga silaturahmi, forum ini merupakan ajang untuk mempermudah koordinasi terkait sejumlah acara atau program pemerintah melalui BUMN dan BUMD.

“Ini merupakan bentuk sinergi perusahaan BUMN dan BUMD. Jika sudah saling mengenal, maka kami dapat mempercepat koordinasi antar perusahaan, sehingga kami mampu memberikan pelayanan dengan baik dan cepat atas program-program pemerintah,” tutup Yusuf.(sgg/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas