Pemerintahan
DLH Pasuruan Dinilai Lambat Tangani Dugaan Pencemaran Sungai Wrati
Memontum Pasuruan – Hampir lima hari sejak ditemukan dan diberitakan atas dugaan pencemaran di sungai Wrati, pada Sabtu (28/3/2020). Pihak DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Pasuruan tampaknya kurang tanggap dan terkesan “tak mau ambil pusing” atas kejadian tersebut.
Hal ini terbukti setelah sejumlah awak media melakukan konfirmasi pada Kepala Dinas DLH Kabupaten Pasuruan Heru Ferianto, Rabu (1/4/2020) melalui sambungan telepon selular dan pesan WA tidak dijawab.
Menurut Henry Sulfianto Ketua DAS Wrati Sinergi, “Sejak awal diangkatnya Heru Farianto sebagai Kepala Dinas DLH Kabupaten Pasuruan, saya pribadi sudah tidak respek sama sekali.”
“Beberapa kali kami melakukan koordinasi dengan pihak DLH terkait adanya temuan pencemaran limbah di sungai Wrati dan beberapa anak sungai yang berada di seputaran Kecamatan Beji. Selalu saja dipingpong ke beberapa bagian. Salah satunya harus melalui bagian pengaduan dan lain sebagainya. Tidak seperti adanya koordinasi dengan pihak Dinas PU Sumber Daya Air (Misbah Zunip).
Keberadaan DLH Kabupaten Pasuruan sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan, buktinya saat hearing dengan pihak komisi III beberapa waktu lalu. Pihak DLH tidak bisa menunjukan dokumen pendukung tentang adanya pencemaran di wilayah Kecamatan Beji. Alasan klasik selalu disampaikan oleh pihak DLH yakni kekurangan tenaga pengawasan atau PPLH, dimana saat ini hanya ada satu petugas pengawasan.
Namun pada tahun 2018-2019 Komisi III DPRD Kab.Pasuruan hendak membantu pihak DLH, agar mengajukan penambahan personil pengawasan dan anggaran untuk kebutuhan tersebut. Hingga sekarang 2020 DLH Kabupaten Pasuruan belum juga mengajukannya. Menarik akar permasalahan dan data yang ada, jelas sekali DLH kami duga menyembunyikan sesuatu hal dan lebih enjoy dengan hal ini ( kekurangan tenaga pengawasan), sehingga dapat dijadikan alasan jika terjadi pertanyaan atau tuntutan dari masyarakat, papar Henry.
Apalagi saat ini mantan Camat Pasrepan (Heru Farianto) telah menduduki kursi Kepala DLH Kab.Pasuruan, hingga saat ini tidak ada gebrakan apapun,” Ketua DAS Wrati Sinergi.
Lain halnya yang diungkapkan oleh Vicky Arianto, tokoh masyarakat Desa Kedungringin. “Percuma kami melaporkan adanya pencemaran pada pihak DLH, toh hanya sebatas laporan dan tidak ada tindaklanjut apapun,” tandasnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pada Sabtu pagi (28/3/2020) pekan lalu. Keberadaan air sungai wrati yang berada di Dusun Gersikan,Desa Kedungringin, Kecamatan Beji mendadak airnya berubah menjadi merah kecoklatan. Masyarakat menduga kuat bahwa berubahnya air sungai tersebut akibat limbah dari salah satu pabrik kain yang berada di kawasan Desa Gununggangsir. Dari informasi yang diberikan oleh masyarakat setempat, perubahan air sungai menjadi merah kecoklatan tak hanya terjadi pada saat itu saja, namun sudah kerapkali terjadi. (arf/bw/yan)