Pemerintahan
DPRD Kota Batu Meradang, Rekomendasi SidakTidak Dilaksanakan dengan Benar
MEMONTUM KOTA BATU – DPRD Kota Batu sangat geram atas hasil sidak komisi C siang tadi, Senin (20/1/2020), saat meninjau lokasi proyek pembangunan pasar sayur tahap dua. Hal ini karena pelaksana proyek belum melakukan perbaikan drainase sesuai rekomendasi dari sidak sebelumnya. Perlu diketahui bahwa pada sidak terdahulu, komisi C telah menyampaikan beberapa poin diantaranya perbaikan saluran pembuangan yang dianggap harus dibenahi.
Sesuai janjinya sidak dewan kali ini komisi C juga membawa dua tangki air guna mencoba seberapa berfungsinya saluran drainase dari dalam pasar menuju keluar. Namun saat ujicoba dilakukan ternyata masih saja genangan air terjadi dan aliran tidak lancar bahkan terpantau bahwa air hanya berputar di saluran dalam pasar.
H DidiK Subiyanto salah satu anggota komisi C tampak menunjukkan raut kekecewaanya dan meminta kepada perwakilan dinas Perumahan agar saat penyerahan nanti selalu berkoordinasi dulu dengan Dewan.
“Sungguh ironis sekali, rekomendasi kami belum sepenuhnya dilaksanakan. Artinya permasalahan drainase masih terjadi dan tidak ada perubahan yang lebih baik, air masih menggenang bahkan hanya berputar di saluran dalam karena keluarnya sangat lambat. Untuk itu kami juga meminta kepada dinas agar saat penyerahan nanti di akhir bulan ada koordinasi antara eksekutif dan legislatif,” tambah Kaji sapaan akrabnya.
Selain itu Ketua komisi C, H Khamim Tohari senada dengan yang disampaikan oleh Kaji bahwa komisi C akan menyampaikan keberatannya pada dinas atas hasil sidak hari ini.
“Kami komisi C akan meminta perbaikan drainase sebelum penyerahan serta diharapkan dinas juga memberi tahu saat proses penyerahan nanti,” kata Khamim.
Sementara itu di tempat yang sama, Direktur Bintang Wahana Wahyu Prasetiawan mengatakan, apapun yang jadi temuan dewan akan dibenahi dan disempurnakan sebelum penyerahan. Fokus saat ini, menyelesaikan pekerjaan sesuai perjanjian.
“Dengan waktu yang mepet kami yakin dan optimis, mulai pembenahan dan penyempurnaan bisa terselesaikan,” kata Wawan.
Hasil sidak, keluhan utama dewan yaitu drainase. Secara teori ia mengaku kesulitan apakah nanti air bakal meluber, pihaknya bisa memastikan ketika hujan turun.
“Intinya tetap kita benahi sampai sempurna. Kita bisa melihat saat hujan, apakah air meluber. Menurut kami dua tangki yang berada di gorong-gorong sedalam 50 centimeter sudah bisa menyalurkan air karena menggunakan sistem trap,” tambahnya.
Pasalnya ketinggian tanah di luar terlalu tinggi, jadi tersambung ke posisi luar (pembangunan tahap I). Kemudian kita simulasikan ke bagian dalam agar air nanti bisa langsung ke luar.
“Jadi semua ini tidak murni pekerjaan kita yang tahap II. Kalau pembuangan air di unit sayur langsung tersalurkan ke drainase induk di belakang. Apalagi lingkup pengerjaan kita hanya bagian dalam, bagian luar hanya menyambungkan ke drainase luar sesuai desain pembangunan, dan yang kita kerjakan ini sudah sesuai dari perencanaan,” tutupnya. (bir/yan)