Banyuwangi
Gebyar Launching Destinasi Wisata Jembatan Sasak Gantung Terpadu Banyuwangi Disoal Warga
Memontum Banyuwangi – Gebyar Launching Destinasi Wisata Jembatan Sasak Gantung Terpadu di Kanal Serian (PR Setail) Dusun Maron Rt 05 Rw 01, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, pada Kamis (06/01/2022) lalu, menuai soal warga. Penyebabnya, lantaran sungai yang dibuat destinasi tersebut, sudah memakan tiga korban nyawa akibat terseret arus sungai.
Padahal, sebelum dijadikan destinasi wisata, warga juga sudah mengingatkan kepada panitia, agar memindah wahana wisata Sasak (Jembatan) Gantung ke Dam Kali Setail, yang sebenarnya memiliki panorama lebih menarik. Dan, sudah ada Sasak Gantung tinggal Belanda, yang memiliki historis warga Kecamatan Genteng.
”Kami sangat khawatir, karena kanal itu jika musim kemarau, aliran kanal cukup deras. Apalagi, kalau musim penghujan arusnya sangat deras sekali,” kata seorang warga setempat, Minggu (09/01/2022) siang.
Bahkan, tambahnya, akibat derasnya arus sungai, pernah sampai mengakibatkan korban jiwa. Mulai dari perempuan usia 50 tahun sebanyak 2 orang dan 1 anak balita umur 4 tahun yang tewas. “Total sampai tiga nyawa melayang,” imbuhnya.
Anehnya lagi, kata warga yang enggan disebutkan namanya itu, ketika Desa Genteng Kulon merencanakan PR Kali Setail ini akan dijadikan wahana wisata air, warga yang ada di lingkungan ini tidak ada yang dilibatkan.
“Tahu-tahu material datang, untuk pembangunan wisata ini. Tidak satupun warga diberitahu,” paparnya.
Masih menurut perwakilan beberapa warga di lingkungan setempat, bahwa dengan adanya program pembangunan Sasak Gantung terpadu yang dijadikan destinasi wisata, tentunya warga sangat menyayangkan. “Pertama kami sangat menyayangkan, karena yang lebih layak dijadikan destinasi itu harusnya justru Jembatan Sasak Gantung ‘tinggalane londo’. Artinya, jembatan peninggalan zaman Belanda yang lebih memiliki nilai history dan kebetulan lokasinya juga sangat dekat dari destinasi wisata yang baru itu,” kata mereka kepada Memontum.com.
Baca juga :
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang di Dua Lokasi Kota Malang
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- DPC PKB Trenggalek Kuatkan Konsolidasi Pemenangan Pilgub dan Pilbup 2024
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Genteng Kulon, Supandi, melalui Sekretaris Desa, Desy, menjelaskan bahwa destinasi wisata tersebut hanya Gebyar Lauching saja, mengingat batas waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. “Kami baru dengar sekarang, kalau ada beberapa warga lingkungan setempat, yang pernah meninggal di kanal itu. Jadi, kita disini ya fine-fine saja. Intinya, pada saat rencana pembangunan kami sudah melakukan tilik dusun dan mengundang hadirkan Rt Rw setempat sebelumnya, dan kami sudah mendapat izin dari SKPD terkait, mereka juga sangat mensupport,” terang Desi.
Bahkan, tambah Desi, saat rapat kami juga sudah menghimbau kepada ketua tim pelaksana pembangunan, agar warga lingkungan setempat tetap dilibatkan. Kalau memang warga setempat memang benar tidak dilibatkan dalam pembangunan, kami akan kroscek lagi. Terkait dengan destinasi wisata tersebut, itu hanya Gebyar Launching saja. “Wisatanya juga belum beroperasi karena kami seluruh jajaran perangkat desa masih belum rapat terkait pelaksana teknis yang akan ditentukan nantinya,” lanjutnya.
Ditambahkannya, pihak desa sudah mewacanakan terkait pengelolahan destinasi wisata tersebut akan dipercayakan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang di bawahnya nanti akan dibentuk unit pengelola usaha, sekaligus pelatihan keamanan pengunjung Destinasi Wisata Sasak Gantung Terpadu. “Rencananya nanti akan ada Unit pengelola uasaha yang dibawah naungan BUMDes dan juga akan ada teknis pelatihan safety nya juga,” ujarnya.
Desi juga menjelaskan, bahwa terkait dengan dana pembangunan, diperoleh dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa Berdaya. Keseluruhan dana telah diterima sebesar Rp 100 juta. Untuk pembangunan jembatan, sebanyak Rp 50 juta dan Rp 5 juta untuk Usaha Kecil Mikro (UKM) Desa. Sedangkan sisanya, dialokasikan untuk pengadaan alat-alat untuk wahana wisata seperti kano dan permainan anak lainnya.
“Operasional dana hanya cukup untuk itu saja. Sedangkan untuk yang lain-lainnya, kita masih mengajukan dana lagi. Pokoknya nanti Rp 200 juta dari Pak Sony, 500 juta dari Pak Sumael. Jadi, nanti benar-benar disiapkan, karena tidak mungkin Rp 100 juta itu cukup untuk keperluan kepengurusan Destinasi Wisata itu semua,” jelas Desi. (aar/gie)