Bondowoso

H Dhafir: Persahabatan tak Lekang oleh Keadaan

Diterbitkan

-

Mantan Ketus DPRD Bondowoso H. Dhafir bersama direktur Memo X Prayogi Pangestu

Memontum Bondowoso – “Saya tidak punya beban walau kalah di Pemilihan Bupati (Pilbub) Bondowoso karena bupati bagiku adalah jabatan untuk mengabdi yang terbaik kepada rakyat di daerah yang kita cintai.” Begitulah pernyataan H. Dhafir, mantan Ketua DPRD Bondowoso menyikapi kekalahannya dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 27 Juni 2018 lalu saat ditemui Direktur Memontum.com Prayogi Pangestu, Selasa (16/10) siang.

Pembawaan H Dhafir tidak berubah. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu tetap bergaya santai dan banyak senyum. Menurutnya kontestasi Pilkada adalah perkara biasa dalam alam demokrasi. Dari kegiatan itu juga tidak boleh jadi alasan untuk merusak persahabatan. Jadi persahabatan tak boleh lekang karena keadaan.

Selain itu, H Dhafir juga merasakan sendiri, warga masih cinta kepadanya. Saat ia jalan ke satu daerah, tanpa embel-embel jabatan, ternyata masih diterima baik oleh masyarakat.  “Ternyata masyarakat sini masih cinta koq kepada saya buktinya saat saya anjangsana ke desa desa dengan tidak menunjukkan identitas  menggunakan sepeda dayung masih banyak gambar stiker terpasang di rumah rumah warga yang masih belum dilepas. Ini sebuah bukti kongkrit bahwa nama saya masih di hati masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut Aba Dhofir,  demikian panggilan akrabnya, menambahkan, untuk menyakinkan dirinya terhadap kepercayaan masyarakat,  dia juga bertanya kepada sejumlah warga masyarakat,  kenapa gambar Pak Dhafir sudah kalah di pilbup kemarin kok belum dilepas, ternyata jawaban warga sangat membuatnya lega. “Mereka menjawab Pak Dhofir itu orang baik dan saya masih percaya kepada beliau,”  ujarnya menirukan ucapan warga.

Advertisement

Untuk menguji tingkat kepercayaan publik di Kabupaten Bondowoso, sambung Aba Dhofir, dirinya mengaku akan maju lagi  mencalon untuk pemilihan legislatif DPRD Kabupaten Bondowoso. Namun kali ini ia  akan berangkat dari daerah pemilihan (dapil) yang berbeda, yakni dari dapil 2. “Ini merupakan uji nyali masuk wilayah orang, untuk melihat tingkat kepercayaan publik terhadap saya kalau hanya di daerah kita ini dekat rumah kita ini persoalannya udah selesai, karena yang akan memilih adalah saudara saya tetapi kalau di daerah pemilihan baru merupakan tantangan bagi saya untuk bisa bertarung dengan calon-calon yang lain, dengan tidak melihat kepopuleran saya,” ungkapnya. (yud/ono)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas