Pemerintahan
Hadiri Festival Petik Kopi, Bupati Situbondo Ingatkan Petani Dalam Menjaga Kualitas Kopi
Memontum Situbondo – Bupati Situbondo, Karna Suswandi, menghadiri acara Festival Petik Kopi Situbondo di Dusun Taman Dadar, Desa Curahtatal, Kecamatan Arjasa, Minggu (22/05/2022) tadi. Uniknya, untuk mencapai ke lokasi acara, orang nomor satu di Pemerintahan Kota Santri Pancasila, ini menggunakan sepeda motor trail.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Bung Karna, ini menekankan agar petani Kopi Arabika untuk menjaga kualitas. Sehingga, branding Golden Wood Coffee yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo, mampu berjalan maksimal dan berhasil.
“Saya tidak main-main dalam menjadikan Kopi Arabika Situbondo, ini sebagai komoditas unggulan ekspor. Untuk itu, pemerintah daerah mengadakan acara Festival Petik Kopi Situbondo,” ujar Bupati.
Bung Karna mengatakan, untuk mendapatkan kualitas Kopi Arabika Situbondo yang unggul, tentunya harus mengikuti SOP yang ada. “Saya tadi bicara dengan perwakilan Puslit Kopi dan Kakao. Disampaikan, balau kopi di sini memiliki kualitas bagus dan bisa dikelola sesuai dengan SOP. Nah, ini tugas bapak-ibu petani kopi di sini,” bebernya.
Baca juga :
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
Lebih lanjut Bupati Karna mengungkapkan, SOP tersebut meliputi pemetikan Kopi Arabika dimulai dari buah kopi yang sudah berwarna merah. “Kalau masih hijau atau kuning, jangan dulu dipetik dahulu, karena itu akan bisa mempengaruhi kualitas,” paparnya.
Masih menurut mantan Kepala DPUPR Bondowoso, sebelum diolah buah Kopi Arabika harus direndam dalam air. “Diproses tersebut, buah kopi yang mengapung harus dibuang. Karena, itu bisa dipastikan kualitasnya jelek dan ada penyakitnya,” tegasnya.
Selanjutnya, tambah Bung Karna, untuk menghasilkan kopi dengan kualitas unggul, biji kopi direndam dalam air selama 24 hingga 36 jam. “Kenapa harus direndam, karena Kopi Arabika ini harumnya kuat kalau direndam dalam keadaan lama. Tetapi kalau rendamannya hanya setengah hari, tidak ada rasanya,” terangnya.
Bupati Karna berharap, Kopi Arabika Situbondo menjadi komoditas unggulan dan ekspor. “Karena para pembeli kopi, itu pasti mencicip rasanya. Apalagi pembeli dari luar negeri,” paparnya.
Tidak hanya itu yang disampaikan Bupati Situbondo, dirinya juga menghimbau dan mengingatkan kepada dinas-dinas yang mendapat program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), agar dilaksanakan dengan baik dan merelisasikan program tersebut sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. “Dana bagi hasil cukai hasil tembakau harus dilaksanakan dengan baik dan harus pro kepada kepentingan masyarakat. Yakni, untuk mensejahterakan petani kopi dan para pelaku ekonomi di UMKM” pesan Bupati Karna.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Petik Kopi Situbondo, Kholil, menyampaikan bahwa di Desa Curahtatal ada sekitar 450 hektare lahan Kopi Arabika. “Untuk yang sudah produksi, ada sekitar 320 hektare. Sementara untuk sisanya, merupakan tanaman baru,” ujarnya.
Mantan Kepala DLH Situbondo ini menerangkan, Festival Petik Kopi Situbondo ini merupakan langkah Pemkab Situbondo, sebelum menggelar Festival Kopi Nusantara di Juni mendatang. “Sebenarnya, festival ini adalah pemanasan kita untuk mengadakan festival even lebih besar,” terangnya. (her/sit/adv)