Kabar Desa

Hidup Bersama Corona, Mengenal Virus Basah dan Kering, Bisa Mati pada Suhu Tertentu

Diterbitkan

-

Hidup Bersama Corona, Mengenal Virus Basah dan Kering, Bisa Mati pada Suhu Tertentu

Memontum Malang – Pada artikel sebelumnya, wartawan memontum.com, Januar Triwahyudi melakukan wawancara daring dengan DR Yusuf Alumudi, peneliti senior dari Professor Nidom Foundation. Melihat perkembangan sosial dalam masa darurat kesehatan nasional dan pemberlakuan PSBB di beberapa daerah, DR Yusuf menegaskan jika PSBB tidak akan efektif jika tidak dilakukan serentak secara nasional.

Baca : Mengukur Efektifitas PSBB dari Kajian Ilmu Virus bersama DR Yusuf Alumudi

Berdasarkan fakta sosial tersebut, sekiranya tidak ada salahnya, kita mempersiapkan diri untuk hidup bersama virus covid-19, seperti hidup bersama virus lainnya. Maka kita perlu mengenal lebih jauh karakter virus corona. Kajian virologi, mengenal dua jenia virus, yaitu virus basah dan kering.

“Dari aspek virologi, virus adalah mikroorganism. Yang dimaksud dengan virus basah adalah virus/mikroorganisme yang memiliki habitat atau siklus hidupnya di daerah sub tropis dan temperata. Berkembang biak atau bereplikasi dengan baik pada daerah di bawah suhu 25 derajat celsius. Virus kering adalah virus yang memiliki daya replikasi atau berkembang biak pada suhu 25 derajat celsius,” ujar DR Yusuf.

Advertisement

Alumni Unair ini melanjutkan, virus covid 19 adalah mikroorganisme yang termasuk pada virus basah. Ini dibuktikan, bahwa pada iklim bersuhu 56 derajat celsius selama 30 menit, virus covid-19 akan mati. Pada iklim bersuhu 30 derajat celsius, virus covid-19 akan mati kurang dari 60 menit.

Bukti lain bahwa virus covid-19 adalah virus basah, bisa dilihat dari orang yang terinfeksi virus ini, paling banyak ditemukan di negara-negara sub tropis. Begitu pula dengan penularan covid 19 yang sangat cepat pada wilayah sub tropis dibandingkan dengan negara-negara tropis.

Paling penting dari ulasan DR Yusuf ini, bahwa virus apapun itu, termasuk corona, bisa mati secara alami pada kondisi tertentu. Ini yang perlu dipahami bahwa virus corona itu adalah makhluk hidup yang bisa mati juga.

DR Yusuf, memastikan jika virus covid-19 dapat dimatikan dengan menggunakan pemanasan 56 derajat celsius selama 30 menit, menggunakan sabun dan deterjen kurang lebih 30 detik, menggunakan disinfectan, sinar UV dengan konsentrasi dan panjang gelombang tertentu. Meski demikian, kita harus tetap waspada. Karena penularan virus covid-19 secara harfiah melalui droplet.

Advertisement

WHO menyatakan virus Corona tidak dapat ditularkan melalui udara. Virus Corona umumnya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara. Selanjutnya, virus covid-19 bereplikasi (berkembang biak) pada saluran pernafasan.

Dunia pernah mengalami pandemi, mulai dari Spanish flu 1918, flu Asia 1950- an, flu burung dan H1N1 pandemik, SARS, Mers dan saat ini (2019-2020) SARS-CoV 2 atau yg lebih dikenal dg covid 19. Di awal terjadinya kasus Covid 19, banyak ditemukan kematian.

“Seiring dengan waktu, bahwa kematian semakin berkurang. Banyak ditemukan orang tanpa gejala namun positif covid 19. Fenomena ini memberikan sinyal, bahwa sistem kekebalan tubuh manusia mulai beradaptasi. Tubuh manusia sudah mengenali covid-19, bukan sebagai benda asing lagi, seperti di awal-awal terjadinya kasus,” jelas DR Yusuf.

Maka, hidup bersama corona bukan hal yang tidak mungkin. Setiap saat manusia bisa menjalankan protokol kesehatan pribadi yang sama dengan hidup bersama virus influenza. (*)

Advertisement

 

 

Penulis/editor :
Januar Triwahyudi

Narasumber :
DR M Yusuf Alamudi, S.Si,M.Trop.Med

Advertisement

Pendidikan :
S1: Biologi FST Unair
S2: Ilmu Kedokteran Tropis FK Unair
S3: Ilmu Kedokteran FK Unair

Praktisi : Peneliti Senior di Professor Nidom Foundation

 

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas