Pemerintahan
Ikuti Rembug Stunting, Bupati Trenggalek Sebut Ada Tiga Layer Cegah Stunting
Memontum Trenggalek – Tekan angka stunting di Kota Keripik Tempe, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, akan mensiapkan tiga layer untuk penanganan gagal tumbuh kembang anak di daerahnya. Bertempat di Pendopo Manggala Praja Nugraha, kegiatan rembug stunting ini diharapkan bisa lebih masif dilakukan.
Berdasarkan hasil timbang pribadi yang dilaksanakan setiap Agustus dan Februari, stunting di Trenggalek sebesar 11,36 persen. Namun, untuk data dari Pusat Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sesuai hasil sensus sebesar 18,1 persen. Ditargetkan oleh Pemkab Trenggalek tahun depan, ada penurunan angka stunting di bawah rata-rata nasional sekitar 14 persen.
“Kita merencanakan tiga layer. Jadi, yang pertama untuk transisi di sisi lingkungan, kita maksimalkan lagi Adipura desa kemudian nanti diimbangi dengan lomba stanting tingkat lingkungan. Khusus untuk daerah-daerah yang prevelensinya masih kategori merah,” ucap Bupati Arifin, Senin (28/03/2022) sore.
Hal ini menjadi penting, ujarnya, karena nanti inovasi-inovasi yang memanfaatkan katakanlah kolam wudhu bisa di isi ikan. Sungai-sungai di isi ikan, dilakukan dengan penambahan zink vitamin terus kemudian diberikan penambahan gizi balita dan anak anak.
“Kemudian di tingkat rumah tangga, kita maksimalkan lagi program kartu sehat yang dibayar atau sehat yang dibayar. Itu nanti difokuskan untuk selain keluarga miskin yang belum menerima Bansos. Juga, nanti ke rumah tangga muda yang masih baru menikah dan mempersiapkan untuk itu. Sehingga harapannya, nanti bisa digunakan untuk menambah asupan gizi, tambah darah atau ibu hamil yang anemia dan lain sebagainya,” terangnya.
Yang terakhir, lanjut Suami Novita Hardiny ini, pendekatan secara sektoral individu juga perlu dilakukan dan semua tim harus punya data. “Khususnya anak di bawah dua tahun yang prevelensi stanting di mana saja, itu yang akan kita intervensi,” imbuh Mas Ipin-sapaan akrab Bupati Trenggalek.
Baca juga :
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek, Andriyanto, menyampaikan stunting tidak ujug ujug dan bisa dicegah. “Stunting ini adalah kondisi dimana seseorang kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau kronis,” katanya.
Terutama, pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Sejak kehamilan, hingga usia 2 tahun. 1.000 Hari pertama kehidupan penting, karena saat itu 85 persen otak itu terbentuk.
“Maka pada saat-saat ini, bila tidak diberi gizi yang baik, seperti ASI eksklusif sebagai makanan yang terbaik, maka otak itu tidak terbentuk dengan bagus. Otak menjadi ompong, sehingga yang terjadi kognitifnya rendah,” jelas Pj Andriyanto.
Ditegaskan olehnya, stunting juga bukan karena faktor genetik (faktor keturunan). Artinya, bapak dan ibu yang tinggi belum tentu anaknya tinggi atau kebalikannya.
Lebih lanjut Pj Andriyanto menegaskan, untuk mencegah stunting ini dibutuhkan asupan gizi yang cukup utamanya zink yang banyak terdapat pada protein hewani. Utamanya pada kerang-kerangan, kepiting dan yang lainnya. Komoditas ini banyak di Trenggalek, karena Trenggalek memiliki komoditas laut yang sangat luar bisa.
“Selain zink, aktivitas lompat pada anak sesuai jurnal gizi yang diakui dunia dapat mempercepat pertumbuhan tulang. Pasalnya, pertumbuhan tulang juga pertumbuhan otak manusia. Makanya, penjabat Sekda ini menghimbau kepada dsa untuk menyediakan ruang aktivitas yang cukup bagi anak sehingga pertumbuhan anak di daerahnya bisa lebih baik lagi,” paparnya. (mil/sit)