Pemerintahan

Jadikan Situbondo Pusat Budidaya Sorgum, Pemkab Gandeng PT Sorgum Koltim Sejahtera

Diterbitkan

-

Pemkab Situbondo saat teken MoU dengan PT. Sorgum Koltim Sejahtera di Kebun Bening Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.

Memontum Situbondo – Pemerintah Kabupaten Situbondo bertekad menjadikan Kota Bumi Sholawat, sebagai pusat budidaya tanaman sorgum di Indonesia.

Komitmen tersebut, dibuktikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Sorgum Koltim Sejahtera di Kebun Bening Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Kamis (21/01) tadi.

Hadir dalam acara tersebut, Plt. Bupati Situbondo Yoyok Mulyadi, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holticultura dan Perkebunan Sentot Sugiono, Kabag Humas Agung, Presiden PT Sorgum Koltim Sejahtera H. Mohammad Hendry Sultan Caniago dan petani Sorgum di Desa Gelung.

Plt. Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Pemkab Situbondo melalui Dinas Tanaman Pangan, Holticultura dan Perkebunan, melakukan uji coba penanaman sorgum di lahan yang kurang produktif.

Advertisement

Meski begitu, hasilnya terbilang menjanjikan yakni rata-rata dalam 1 hektar lahan menghasilkan 3 ton sorgum.

“Kita uji coba kok hasilnya memuaskan. Alhamdulillah, ketemu dengan Presiden PT. Sorgum Koltim Sejahtera dan mereka siap mendampingi dan membeli hasil panen petani,” kata Yoyok Mulyadi.

Yoyok menambahkan, keuntungan dari budidaya tanaman sorgum yaitu tidak mengurangi luas lahan subur.

Dirinya mengatakan, telah menginstruksikan kepada Dinas Tanaman Pangan, Holticultura dan Perkebunan, untuk mendata lahan-lahan yang tidak produktif untuk kemudian dilanjutkan dengan kontrak kerja dengan PT. Sorgum Koltim Sejahtera.

Advertisement

“Ini sudah ada MOU. Saya sudah utus Pak Kadis, untuk mendata lahan agar segera ada kerjasama,” terangnya.

Presiden PT. Sorgum Koltim Sejahtera, H. Mohammad Hendry Sultan Caniago, mengapresiasi langkah Pemkab Situbondo yang bertekad menjadikan Kabupaten Situbondo sebagai kota sorgum. “Alhamdulillah, kita sepakat semua mewujudkan cita-cita ini,” ucap Hendry.

Lebih lanjut Hendry menjelaskan, keuntungan bagi para petani yang menanam sorgum antara lain harga sorgum kering di pasar nasional mencapai 40 ribu perkilo.

Sehingga, bisa meningkatkan perekonomian. Selain itu, tanaman sorgum mudah tumbuh di wilayah tandus dan saat ini sorgum telah menjadi tanaman ketahanan pangan nasional.

Advertisement

“Keuntungan bagi petani banyak. Harga di pasar nasional Rp 40 ribu perkilo, mudah ditanam di lahan manapun, terakhir menjadi ketahanan pangan nasional,” tegasnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holticultura dan Perkebunan, Sentot Sugiono, mengatakan kalau saat ini total luas lahan marginal ada 31 ribuh hektar. Dari total luas lahan tersebut sekitar 15 ribuh hektar cocok untuk budidaya tanaman sorgum.

“Kita ada lahan marginal 31 ribuh hektar, kira-kira separuh itu cocok untuk sorgum,” kata Sentot.

Masih menurut Sentot, selama ini masalah yang dihadapi oleh Dinas Tanaman Pangan, Holticultura dan Perkebunan kesalahan dalam memilih lahan.

Advertisement

Berikutnya pemilihan varietas yang cocok belum sepenuhnya diketahui oleh Dinas. Terakhir masalah pemasaran sorgum yang masih sulit.

“Di awal, kendala yang kita dihadapi terkait lahan yang cocok ditanami sorgum ini kita belum tahu. Masalah varietas, itu ada enam varietas sorgum yang kita kembangkan. Ternyata, yang cocok varietas 1, terakhir pemasaran,” tegas Sentot. (her/ed2)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas