Berita
Jembatan Penghubung Antar Desa di Trenggalek Ambrol Tergerus Banjir
Memontum Trenggalek – Hujan lebat yang mengguyur kawasan kota Keripik Tempe membuat beberapa insfratruktur seperti jembatan ambrol tergerus banjir. Salah satunya jembatan penghubung antar Desa yang ada di Dusun Ngegong RT27/RW 05 Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek.
Berdasarkan informasi yang diterima, sekira pukul 15.00, hujan dengan intensitas sedang mengguyur kawasan Kabupaten Trenggalek. Akibatnya, jembatan penghubung antara Desa Jatiprahu dan Desa Sukowetan ambrol dengan lebar 4 m, tinggi 4 m dan panjang 6 m.
Kepala Desa Jatiprahu Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek, Suparni mengatakan bahwa jembatan ini merupakan jembatan penghubung antar desa dan bahkan antar kecamatan.
“Jembatan ini sendiri sudah ada sejak sebelum tahun 90-an. Dan saat terjadi banjir, plat yang ada dibawah jembatan terkikis sehingga membuat jembatan ini ambrol,” ucap Suparni saat dikonfirmasi, Senin (02/03/2020) siang.
Diketahui kejadian ini sudah kedua kalinya terjadi, yang pertama pada bulan Januari tahun 2019 dan kembali terjadi Minggu (01/03/2020) sore.
Suparni berharap dinas terkait segera menindaklanjuti ambrolnya jembatan penghubung ini, agar nantinya masyarakat tidak merasa dirugikan.
“Kebanyakan anak – anak sekolah yang lewat disini. Seperti yang sekolah Di SMA 2 Trenggalek, dan SMK Karya Darma Trenggalek. Jadi jika ini tidak segera ditindaklanjuti tentu sangat disayangkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Trenggalek, Ramelan mengungkapkan jika berdasarkan laporan yang masuk, adanya jembatan yang ambrol saat hujan lebat yang terjadi kemarin ada di Desa Jatiprahu.
“Kami mendapat laporan adanya jembatan yang ambrol di Desa Jatiprahu Kecamatan Karangan. Menurut masyarakat sekitar, memang jembatan ini sudah puluhan tahun dibangun. Dan kondisi saat ini semacam amblas (red : ambles),” kata Ramelan.
Diduga, lanjut Ramelan, amblasnya jembatan penghubung desa ini terjadi lantaran diterjang arus sungai yang cukup kuat saat hujan lebat datang.
Dalam hal ini, pihak Dinas PUPR akan melakukan upaya tindak lanjut agar jembatan penghubung anter desa ini bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
“Ini merupakan jalur utama sebenarnya, akan tetapi jalur alternatif juga banyak dan tidak terlalu jauh,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, masyarakat bersama pihak BPBD dan Pemerintah Desa menutup sementara jalan tersebut dan memasang rambu peringatan. Agar nantinya, masyarakat lebih berhati berhati-hati dan waspada saat melintas. (mil/oso)