Kota Malang
Kadinkes Kota Malang Pastikan Persediaan Obat Pasien Covid-19 untuk Isoman di Puskesmas Aman
Memontum Kota Malang – Beberapa hari belakangan, kelangkaan obat untuk pasien isolasi mandiri (Isoman) Covid-19, sempat muncul di beberapa wilayah. Mengantisipasi hal itu terjadi di Kota Malang, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Husnul Muarif, menjelaskan bahwa ketersediaan obat pasien Isoman di Puskesmas Kota Malang, masih terpantau dengan baik.
“Obat untuk pasien Isoman memang langka di pasaran. Karena kebutuhannya sebanyak itu, tetapi mungkin tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas produksi di pabrik obat,” ungkapnya, Sabtu (31/07) tadi.
Baca Juga:
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Terima Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Kemendagri
- Antisipasi Sengketa Aset, BKAD Sebut Perlunya Kesadaran dan Pelibatan Masyarakat
Droping obat di 16 Puskemas yang ada di Kota Malang, pun sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga, harapannya semua pelayanan berjalan lancar dan aman.
“Kita menyesuaikan kebutuhan di Puskesmas. Jadi tiap Puskesmas itu selalu membuat perencanaan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO),” sambungnya.
Dimana, tambahnya, LPLPO ini digunakan oleh Puskesmas untuk melaporkan keadaan obat dan pengajuan permintaan obat. Sehingga diharapkan dapat menyediakan data cukup dan benar kapan dan apa saja yang diperlukan.
“Puskesmas selalu membuat rencana kedepan untuk ring 3 bulan. Jadi mereka melaporkan berapa yang dibutuhkan oleh masing-masing dan jenis obatnya apa saja,” kata dr Husnul.
Lebih lanjut diri mengatakan, setelah menerima LPLPO, pihak Dinkes Kota Malang akan merekap, yang kemudian diajukan untuk pengadaan. Meski begitu, ditegaskan dr Husnul, kondisi persediaan obat untuk pasien covid-19 isoman di Puskesmas sudah disesuaikan.
“Saat ini ketersediaan obat disesuaikan dengan jumlah yang sudah terdata isomannya. Yang terdata lho ya, bukan jumlah total Isoman. Karena ada Isoman yang tidak melapor ke Puskesmas, itu tidak terdata,” terang mantan Dirut RSUD Kota Malang itu. Untuk pendataan Isoman sendiri, dr Husnul menampik jika terjadi adanya kesulitan. “Kalau sulit tidak karena sudah ada pemetaan dan strategi. Dimana nanti semua Isoman itu sudah wajib terdata dan terlaporkan. Ini akan lebih mudah lagi dalam mengkontrolnya, terlebih untuk menyediakan obat bagi mereka,” papar dr Husnul. (mus/sit)