Kota Malang

Kampung 3G Edukasi Lingkungan ke 998 Ketua RW Kota Tangerang

Diterbitkan

-

Kelompok pertama RW dari Kota Tangerang menyimak pemaparan inisiator Kampung 3G, Bambang Irianto. (rhd)

Memontum Kota Malang—Atas jerih payah menginisiasi lingkungan, Kampung Glintung Go Green (3G) kini memanen hasilnya. Beberapa penghargaan dan apresiasi diraih oleh Kampung 3G dan inisiatornya yakni Bambang Irianto, Ketua RW 23, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Tak hanya tingkat nasional, nama Kampung 3G telah menembus level internasional. Bahkan beberapa tamu mancanegara, beberapa kota besar, hingga wilayah sekitaran Malang, rela datang untuk menimba ilmu.

Terbaru, Kampung 3G sedang melaksanakan Training Centre yang diikuti oleh 84 orang perwakilan dari 3 RW yang ada di kota Tangerang, dimana nantinya secara bergantian akan diikuti hingga total 998 RW dari Kota Tangerang. “Sekitar 84 orang ini telah mengikuti pelatihan di Kampung 3G yang mendapatkan pelatihan tentang Kampung 3G dan materi lain dari beberapa lembaga yang bersinergi dengan Kampung 3G, seperti Bank Sampah Malang, beberapa kampus, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur dan lembaga lain, sehingga materi pelatihan bisa bermacam-macam yang layak diikuti warga kampung dari berbagai daerah,” terang Ketua RW 23, Bambang Irianto.

 Tim Kampung 3G, RW Kota Tangerang, bersama Wasto dan Muarib, di Eco Edu Park. (rhd)

Tim Kampung 3G, RW Kota Tangerang, bersama Wasto dan Muarib, di Eco Edu Park. (rhd)

“Kloter pertama ini dikirim lebih dulu untuk dijadikan role model, dimana nantinya menyusul secara bergelombang hingga total 998 RW yang dikirim ke Kampung 3G. Tiap hari kami menerima kunjungan seperti ini dari daerah lainnya, namun animo warga Tangerang cukup tinggi, hingga pemerintah setempat turut mensupport. Sama halnya, Kampung 3G sebelum jadi apa-apa, harus benar-benar berjuang. Toh akhirnya, Pemkot Malang dan beberapa Stakeholder mendukung kami, karena bukti yang berbicara. Kampung 3G memberikan apresiasi berupa hadiah kepada kota Tangerang berupa film yang berjudul ‘Tangerang Bangkit Membangun Negeri’, dari kampung kumuh menjadi kampung mandiri, dan telah menjalankan program 1 rumah 1 biopori,” papar pria pemilik usaha keripik tempe Ardani ini.

Malam perpisahan perwakilan RW Kota Tangerang dengan panitia Kampung 3G. (rhd)

Malam perpisahan perwakilan RW Kota Tangerang dengan panitia Kampung 3G. (rhd)

Pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari, Kamis-Sabtu (8-10/3/2018), memberikan manfaat besar yang dirasakan oleh para peserta. Hal ini diungkapkan oleh Camat Karawaci Kota Tangerang, Suli Rosadi, yang didapuk memimpin rombongan pertama dari kota Tangerang.

“Semoga melalui pelatihan dan pembinaan di Kampung 3G ini bisa menambah ilmu dan meningkatkan semangat untuk menjadikan RW-RW di Tangerang menuju kondisi yang lebih baik lagi. Bagaimana Kampung Gerendeng Pulo (Grenpul) bisa ditata seperti kampung Glintung, sehingga bisa ditiru kampung Markisa Pasar Baru. Menuntut ilmu memang perlu pengorbanan. Jika mengubah mindset Kampung 3G perlu 3 tahun, namun masyarakat di Karawaci bisa berubah dalam 3 bulan berkat contoh Kampung 3G. Bahkan kami menjadi juara 1 PABS se-Kabupaten Banten. Semoga nantinya bisa mencapai juara nasional,” ungkap Suli.

Sementara Sekretaris Daerah kota Malang Wasto, turut hadir bersama Camat Blimbing Drs Muarib MSi, untuk menutup acara. Wasto mengatakan, setiap kunjungannya ke Kampung 3G selalu saja ada perubahan-perubahan positif yang dibuat warga Kampung 3G. Meski proses awal perjalanan lahirnya Kampung 3G cukup berat. Karena keseriusan dan semangat Ketua RW 23 dan warga Kampung 3G, akhirnya bisa menghasilkan prestasi dan hasil seperti saat ini. Melalui penghijauan ini, hidup jadi lebih sehat karena polahnya yang berubah.

Advertisement

“Sampah kelak akan menjadi persoalan besar di masing-masing kota atau wilayah. Sehingga perlu ada perubahan perilaku dalam hal pembuangan sampah agar TPA tetap awet. Jika separuh saja RW di kota Malang memiliki pola pikir seperti pak Bambang Irianto dan komitmennya seperti warga Kampung 3G, atau seperti dr Gamal yang menarik perhatian nasional melalui bank sampah untuk membiayai fasilitas kesehatan, maka selesai sudah tugas Pemkot Malang. Terbaru, Kampung 3G telah memiliki alat pendeteksi curah hujan atau Ombrometer. Itulah uniknya Malang,” ujar Wasto yang disambut tepuk tangan meriah para peserta training.

Pak Ir, sapaan akrab Bambang Irianto, mengatakan sebenarnya acara penutupan training centre Kampung 3G akan ditutup dengan penandatanganan MoU antara  Kampung 3G bersama dengan beberapa instansi yang merupakan mitra strategis. Namun karena kesibukan dan teknis lainnya, acara akan diundur kemudian hari. “Kami harapkan warga RW di kota Tangerang juga akan membentuk mitra strategis untuk kemajuan kampung di kota Tangerang. Buatlah koperasi untuk kelembagaannya, sebab siapapun nanti pengurus RT-RW nya kan berganti sesuai Perda,” pesan Bambang Irianto. (rhd/yud)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas