Kota Batu
Kasus PMK Kota Batu Tembus 300 Ekor
Memontum Kota Batu – Pemkot Batu kini semakin intens dalam mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pada hewan ternak sapi dan kambing. Hal itu dilakukan, karena kian tingginya kasus temuan hingga Kamis (26/05/2022) ini. Tercatat, ada sekitar 300 ekor ternak sapi yang telah terjangkit dan baru 42 ekor yang bisa disembuhkan.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, menjelaskan jika pihaknya saat ini tengah melakukan proses biosecurity. Yakni, meningkatkan imun ternak dengan pemberian pakan yang bernutrisi dan vitamin, serta pemberian empon-empon pada ternak yang sehat untuk menciptakan imun tubuh.
“Sampai saat ini, ternak yang dinyatakan positif PMK, khususnya sapi ada sekitar 300 ekor. Diantaranya, 42 ekor sudah sembuh dan 13 ekor mengalami kematian,” ujar Wawali Punjul.
Ditambahkan Wawali Punjul, sejak awal pekan ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, telah melakukan peninjauan hewan ternak di Kota Batu. Kemudian, melakukan pemberian obat-obatan, antibiotika, vitamin dan anti stres yang diberikan pada ternak sapi dapat meringankan PKM pada sapi. Ditambahnya, dengan upaya pencegahan PMK dengan membatasi lalu lintas ternak, interaksi antar peternak, sanitasi kandang dan lingkungan kandang dengan menggunakan desinfektan.
Meskipun tingkat kematiannya sekitar 1 hingga 5 persen, produk susu tetap bisa dikonsumsi, setelah dilakukan pasteurisasi pada suhu 75 hingga 80 derajat celsius selama 15 menit. Sedangkan untuk daging, juga masih bisa dikonsumsi dengan pengolahan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit.
Baca juga :
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Wawali Punjul menjrlaskan, penanganan PMK di Kota Batu selain dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, juga melibatkan unsur lainnya dari kecamatan, desa atau kelurahan, Perguruan Tinggi, Kepolisian, TNI, SKPD terkait, dan instansi vertikal lingkup pertanian. “Peran aktif dari masyarakat untuk menjaga lingkungan dan secara aktif melaporkan kejadian ternak yang sakit dan mengikuti anjuran yang diberikan oleh Tim Kesehatan Hewan sangat diharapkan,” imbuhnya.
Kapolsek Junrejo, Iptu Anton, mengatakan kasus kematian paling banyak ditemukan di Kecamatan Junrejo, yang pada pekan lalu dilaporkan sebanyak 12 ekor sapi di Desa Junrejo mati PMK per 22 Mei 2022 lalu. “Dari data terakhir, jumlah populasi sapi ada sebanyak 217. Jumlah yang sakit sebanyak 173 ekor,” urainya.
Sebagai upaya untuk mencegah PMK meluas di kawasan Junrejo, Polsek Junrejo menerjunkan anggotanya, terutama para Bhabinkamtibmas untuk meninjau langsung kondisi di lapangan. Mereka bersama Babinsa aktif berkomunikasi dengan para peternak agar mengetahui kondisi kesehatan sapi kemudian diberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan terlalu panic serta terus berikan dukungan moril.
Dirinya menambahkan, persoalan saat ini tidak hanya dihadapi oleh para peternak semata, melainkan juga Pemerintah Kota Batu dan instansi jajaran, seperti TNI/Polri. Oleh sebab itu, Anton mengatakan para peternak tidak sendirian menghadapi PMK. “Apa yang dialami peternak tidak serta merta dihadapi sendiri. Ada dinas, ada dokter hewan, ada TNI/Polri. Hewan yang sakit bisa diobati,” terangnya. (bir/sit)