Kota Malang

Kawasan Koridor Kayutangan Heritage Kota Malang Jadi Potensi Investasi dan Pengembangan Usaha

Diterbitkan

-

SPOT: Salah satu spot foto di Kampung Kayutangan Heritage. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Kawasan Kayutangan Heritage yang kini telah menjadi jujugan para wisatawan saat berkunjung ke Kota Malang, tidak henti-hentinya terus dilakukan penataan dan pembenahan. Sebab, kawasan tersebut diyakini telah menjadi legacy kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal Pencatatan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, menyampaikan jika beberapa bangunan kosong yang terdapat di koridor Kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang tersebut, nantinya akan terus dimanfaatkan dan direncanakan masuk di dalam peta investasi Kota Malang.

“Di tahun ini kita susun, sehingga nanti bukan hanya gedung dan bangunan saja. Namun, juga tanah. Dimana, peta investasi tersebut nantinya juga bisa dilihat sampai luar negeri, bukan hanya warga Indonesia atau Jawa Timur. Sehingga, nantinya dapat mengetahui potensi apa yang dimasukan dari harga PBBnya yang sekian, nah itu nanti akan segera kita susun,” jelas Arif, Selasa (19/09/2023) tadi.

Menurutnya, untuk saat ini peluang usaha yang berpeluang dan bisa tumbuh bagus di koridor Kayutangan Heritage, yakni butik dengan menjualkan berbagai kaos dengan ciri khas Malang atau usaha yang menjual cinderamata (oleh-oleh) khas Malang. “Contoh seperti Soak Ngalam, itu mungkin bisa dikembangkan atau mungkin bisa pakai bahasa walikan atau hal-hal unik. Karena di Kota Malang, ini tidak punya yang namanya tempat rekreasi alam. Makanya, kita bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada,” tambahnya.

Advertisement

Kemudian, ditambahkannya, jika saat ini usaha terbanyak yang masih menjadi tempat favorit masyarakat di Koridor Kayutangan Heritage, yakni kafe, restoran, bahkan juga hotel. Ke depan, diharapkan usaha-usaha tersebut akan terus tumbuh.

Baca juga :

“Tahun depan nanti, akan ada rencana pembangunan Hotel Bintang 5. Kemarin saya sudah ketemu dengan ownernya dan ngobrol. Untuk tahun ini, tidak mungkin dibangun karena juga masih dalam pengumpulan dananya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dengan adanya Kawasan Kayutangan Heritage tersebut, Arif juga mengibaratkan seperti Malioboro yang terdapat di Yogyakarta. Sebab, sebagian orang merasa jika belum ke Malioboro berati belum datang ke Yogyakarta. Itu sama halnya ketika datang di Kota Malang.

Advertisement

“Kalau belum ke Malioboro, ya berarti belum ke Yogyakarta. Sama dengan belum ke Kota Malang, kalau belum mampir ke Kayutangan Heritage. Sebenarnya, yang kita lihat di Kayutangan itu apa sih? Kan tidak ada, hanya jalan jalan saja. Tetapi dengan dia bisa foto di Kayutangan situ, kemudian posting di sosial media itu menunjukkan bahwa sudah datang ke Kota Malang,” lanjutnya.

Pihaknya juga berpesan kepada masyarakat, agar terus merawat dan menjaga Kawasan Kayutangan Heritage tersebut. Sebab, dalam pembangunannya juga tidak mudah dan membutuhkan anggaran biaya yang luar biasa.

“Maka mari kita rawat, kita jaga, kita majukan terus. Karena dalam pembangunan itu menggunakan dana APBD, dana dari rakyat. Ketika kita sudah diberikan sesuatu itu harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Tentu pembangunan ini juga melibatkan OPD terkait, maka kalau butuh sesuatu untuk kemajuan Kayutangan bisa menghubungi OPD di lingkungan Pemkot Malang,” imbuh Arif. (hms/rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas