Pemerintahan
Ketua TP PKK Trenggalek Sosialisasikan 10 Gerakan Berjarak di Kecamatan Watulimo
Memontum Trenggalek – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini Mochamad sosialisasikan 10 gerakan berjarak kepada pengurus PKK Kecamatan Watulimo. Dengan gerakan ini, diharapkan PKK mampu mengambil peran dalam pembinaan keluarga dan mengisi ruang kosong yang belum dijangkau pemerintah selama Pandemi Covid-19 ini berlangsung.
Kecamatan Watulimo merupakan Kecamatan terakhir yang menjadi tujuan sosialisasi ini, sedangkan kecamatan yang lain sudah dilaksanakan sebelum lebaran.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan secara daring melalui video conference, dikarenakan penyebaran kasus Pandemi Covid 19 semakin bertambah di Kabupaten Trenggalek. Meskipun dilaksanakan secara virtual, namun tidak mengurangi esensi dari 10 gerakan berjarak yang digalakkan oleh perempuan yang menjadi istri Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
“Niat adalah keseluruhan pahala, niat adalah keseluruhan dari tindakan, sehingga meskipun dilaksanakan secara virtual, semoga kegiatan ini bisa bermanfaat dengan baik,” ucap Novita saat dikonfirmasi, Rabu (10/06/2020) pagi.
Dikatakan Novita, PKK sangat berpengaruh pada pembinaan keluarga ditengah-tengah Pandemi Covid 19. Maka dari 10 aksi gerakan berjarak ini di inisiaasi dan kader PKK bisa menjadi fasilitatornya.
“Satu kader memfasilitasi 10 rumah disekitarnya dan fungsi kader sebagai fasilitator untuk mengisi ruang-ruang kosong yang mungkin belum terjangkau oleh pemerintah,” imbuhnya.
Bedanya, lanjut Novita, gerakan berjarak dengan aktifitas yang sebelumnya dilakukan adalah sistem pelaporannya yang telah disempurnakan, sehingga ada data yang jelas dan konkret, sehingga PKK bisa menyampaikan atau menginformasikan informasi yang konkret agar pemerintah bisa mengambil kebijakan yang tepat untuk masyarakat.
Ketua PKK yang juga menjadi Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek ini juga menyinggung mengenai hak-hak anak. Menurutnya selama penerapan belajar dan bekerja dirumah, kemungkinan besar ada hak-hak anak yang tidak terpenuhi, dan disini peran PKK itu bisa hadir.
“Tanpa kita sadari hak belajar anak tidak tersalurkan dengan baik. Pembelajaran dengan sistem daring besar kemungkinan tidak semua anak bisa mengakses. Seperti halnya banyak anak atau keluarga tidak memiliki sarpras (Handphone) yang memadai, terus juga kendala jaringan maupun kuota internet dan permasalahan yang lainnya,” jelas istri Bupati Trenggalek ini.
Apakah peran orang tua sudah dimaksimalkan untuk membina anak tidak hanya dalam mendampingi anak, baik dalam kurikulum pendidikan maupun pendidikan akhlak dan karakter lainnya. Belum lagi orang tua di sibukan dalam pekerjaan, sehingga hak-hak anak terabaikan.
“Makanya dalam hal ini PKK Trenggalek bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Trenggalek malakukan antisipasi dengan menginisiasi sekolah berjarak,” tegasnya.
Masih terang ibu 3 anak ini, Guru PAUD mempunyai kewajiban untuk mendampingi anak PAUD yang mungkin tidak bisa mengakses pembelajaran daring. “Pembelajaran bisa dilakukan dengan membuat sekolah berjarak, dimana anak-anak dalam satu lingkungan bisa dilakukan sekolah ini dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Dengan begitu kejenuhan anak belajar dirumah dan bekal ilmu dari guru bisa tersampaikan dengan baik,” pungkas Novita.
Sekolah berjarak ini sendiri sudah dilaunching oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek bebwrapa waktu yang lalu, bekerjasama dengan Disdikpora Kabupaten Trenggalek. (mil/oso)