Jombang
Korban Selamat Gempa dan Tsunami Palu, asal Jombang Masih Trauma, Ini Kisahnya….
Memontum Jombang—–Nasikun (42), Winarti (32) dan putranya bernama Muhammad Aulia Rahman (7)
warga dusun Ganggang, Desa Kedungdowo, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang adalah satu keluarga yang selamat dalam bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) lalu. Setelah bergelut dan berjuang untuk kembali ke Jombang ke kediaman orang tuanya, Nasikun bersama keluarga masih merasakan trauma, dan enggan untuk kembali ke Kota Palu.
“Baru tadi malam itu nyampek. Ndak ndak (kembali ke Palu– red) Pak. Udah trauma pak, udah kapok,” ujar Nasikudin ke sejumlah media saat ditemui di kediamannya, Kamis (4/10/2018).
Saya dan keluarga berjualan bakso di pinggir pantai, di Kota Palu. Lanjut Nasikun mengawali kisahnya. Tepat menjelang magrib di hari Jumat (28/9), Nasikun merasakan goyangan gempa, dan sempat melihat gelombang air yang cukup tinggi dan berwarna hitam.
“Pas mau magrib, seperti ada goncangan gitu, langsung mati lampu. Terus saya lihat, ombak dari warung saya terlihat tinggi sekali. Ombak hitam bergelombang gitu,” ujar Nasikun menceritakan awal kejadian gempa dan tsunami yang dialaminya.
Mengetahui peristiwa tersebut, sontak Nasikun bersama istri dan anaknya, lari mencari tempat aman untuk menyelamatkan diri di banguna tinggi , merasa belum aman Nasikun bersam keluarga kembali turun untuk mencari dataran tinggi di perbukitan. “Waktu itu saya lari mas. Pertama ke bangunan mas, terus ada goncangan lagi, terus turun lagi. Terus lari lagi ke gunung,” ungkapnya.
Nasikun juga menceritakan bahwa dirinya bersama keluarga bisa pulang ke Jombang berkat bantuan beberapa orang. Pertama, Nasikun dibantu seseorang yang tidak ia kenal untuk menuju ke Kota Makasar, melalui mobil logistik.
Setelah dari Makasar, dirinya dibantu kerabat yang kebetulan kerja di kota tersebut, untuk pulang ke Jombang dengan naik pesawat. “Alhamdulillah ada orang yang menolong saya, ikut mobil logistik ke Makasar. Dari Makasar, alhamdulillah saya dibantu kerabat yang kerja, dikasih naik pesawat kesini (Jombang—red). Gratis Alhamdulillah,” pungkas Nasikudin menutup kisahnya. (ham/yan)