Blitar
Kosmetik Berbahaya Marak Beredar di Blitar
Memontum Blitar — Saat ini di Blitar marak beredar kosmetik yang mengandung zat berbahaya. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Blitar meminta masyarakat mewaspadai peredaran kosmetik yang mengandung zat berbahaya terebut. Hal ini diungkapkan Dadik Wahyudi, ketua YLKI Blitar.
“Kebanyakan diedarkan oleh pemilik salon kecantikan dan kosmetik berupa krim tersebut diracik sendiri tanpa memperhatikan takaran, kandungan di dalamnya, serta ijin yang harus dilengkapi,” ungkap Dadik Wahyudi, Selasa (6/12/2017).
Selain berbagai jenis krim kulit, Dadik meminta agar masyarakat mewaspadai peredaran kosmetik palsu berupa lipstik, bedak, dan berbagai kebutuhan makeup lainya.
“Untuk menarik konsumen produk dikemas mirip produk yang sudah memiliki nama. Namun dengan kandungan berbeda dan harga yang lebih murah, jauh dibawah harga standar,” jelas Dadik.
Dadik meminta agar Dinas Kesehatan setempat gencar melakukan berbagai sosialisasi bahkan penindakan terhadap oknum nakal yang mengedarkan kosmetik berbahaya.
“Kalau bisa harusnya instansi terkait bahkan kepolisisn jemput bola mendatangi produsen dan yang mengedarkan. Karena selama ini kebanyakan korban enggan melaporkan yang dialami meski sudah menjadi korban kosmeteik berbahaya,” tandas Dadik.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan SDK Dinas Kesehatan Kota Blitar, Sunarko mengatakan, hal ini perlu diwaspadai karena banyak diantara para remaja yang belum tau bahaya kosmetik yang mengandung kimia bahkan logam berat bila dioleskan di kulit. Dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nomor 18 tahun 2015, tentang persyaratan teknis bahan Kosmetik disebutkan ada ribuan bahan berbahaya yang dilarang untuk dicampurkan dalam kosmetik. Beberapa diantaranya Mercury, melanox, dan Hydroquinon yang dapat merusak organ dalam tubuh.
“Kita sosialisasi ke pengguna yang rata-rata remaja itu untuk tak menggunakan produk kosmetik yang mengandung zat berbahaya. Kalau tidak ada yang menggunakan otomatia kan pengedar atau produsen gak akan laku,” ungkap Sunarko. (an/jar/yan)