Kota Malang
Kuliner Gado-Gado Kaki Lima dengan Rasa Hotel Bintang Lima di Kota Malang
Memontum Kota Malang – Jangan mengaku sebagai pecinta kuliner enak di Kota Malang, kalau belum pernah merasakan gado-gado kaki lima milik Pak Gatot. Makanan kaki lima yang berlokasi di Jalan Dr Sutomo, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, ini sudah teruji kelezatannya. Salah satunya, karena sajian Gatot sendiri sempat meraih juara saat tampil di lomba cipta menu nusantara di Universitas Negeri Malang (UM).
Bahkan sebagian kalangan, mulai dari warga biasa hingga Wali Kota Malang, sudah mencicipi gado-gado buatan pria kelahiran tahun 1952 itu. “Saya merantau ke Kota Malang sejak 1976. Awalnya dahulu, saya jualan gado-gado dengan membawa pikulan di daerah Pecinan Pasar Besar, Kota Malang. Baru tahun 1992, saya mulai berjualan di Jalan Dr Sutomo dengan mengambil tempat di ujung jalan, tepatnya di bawah pohon mahoni,” jelas Gatot, Sabtu (04/12/2021).
Gatot mengaku, dalam berjualan butuh perjuangan setiap hari yang melelahkan. Dimana dia selalu bangun pukul 02.00, untuk memasak lontong. Kemudian, dilanjutkan dengan berbelanja di pasar, untuk kebutuhan jualannya.
Baca juga
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
“Baru pukul 07.00, selesai memasak gado-gado. Kemudian berangkat dari rumah di Mergan Lor dan berjualan di Jalan Dr Sutomo. Untungnya, saat ini saya sudah ada sepeda motor. Kalau dahulu waktu di Pecinan, masih menggunakan sepeda pancal dan pikulan,” ceritanya.
Meski banyak disenangi masyarakat Kota Malang, Gatot mengaku hanya menjual gado-gadonya secara offline di Jalan Dr Sutomo. Hal ini dilakukannya hingga saat ini karena dia tidak menggunakan handphone untuk melayani pembeli.
“Bingung saya kalau harus nutul-nutul layar handphone. Karena tidak bisa, ya jualannya begini saja tidak ikut aplikasi pengantar makanan online,” terang Gatot.
Di usia yang sudah tidak muda lagi, Gatot setiap hari berjualan mulai pukul 09.00 bersama istri. Banyak pelanggan setia yang setiap hari membeli gado-gado yang dibuatnya, mulai masyarakat biasa hingga pejabat.
“Wali Kota Malang sering membeli gado-gado buatan saya. Selain itu, orang-orang Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga sering datang ke tempat ini,” terang Gatot.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, menuturkan bahwa salah satu penunjang wisata di Kota Malang adalah kekayaan kulinernya. “Salah satu potensi menariknya Kota Malang di mata wisatawan adalah khasanah kulinernya. Kebanyakan mereka bertandang ke sini selalu bertutur akan enaknya kota Malang,” terang pemilik kursi N1 itu.
Oleh sebab itu, dirinya menekankan bahwa Pemkot Malang akan concern untuk menguatkan pelaku kuliner. Bahkan pihaknya juga getol mengenalkan secara masive pelaku kuliner yang nota bene juga pilar dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Pengenalan itu juga sudah sering saya lakukan lewat sosial media Instagram pribadi saya. Dimana saya sering merepost postingan dan endorse gratis bagi para pelaku UMKM di Kota Malang,” terang Sutiaji. (mus/sit)