Berita Nasional
Kurangi Ketergantungan Impor, Tim Politeknik Media Kreatif Ciptakan Inovasi Tinta Berbahan Sawit
Memontum Kota Malang – Menjadi salah satu binaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), tim Politeknik Media Kreatif berhasil mencipakan sebuah inovasi baru. Yaitu, membuat tinta cetak offset dengan berbahan sawit.
Tim Development dari tinta sawit, Adil Quarta Anggoro, menyampaikan jika inovasi tersebut telah diciptakan sejak tahun 2021 lalu. Inovasi tersebut tentunya membawa dampak positif dalam mengurangi ketergantungan industri percetakan terhadap bahan impor.
“Dimana keunggulannya bisa mereduksi bahan-bahan yang sebelumnya import, dengan menggunakan bahan lokal. Karena menurut kami, yang sangat dekat dengan dunia cetak merasa agak miris, karena dari semua bahan tinta yang digunakan semua industri percetakan masih menggunakan bahan yang berasal dari luar negeri. Sehingga kami berinisiatif untuk melakukan subtituasi bahan dan menemukan sawit yang sangat cocok,” jelas Adil saat mengikuti pameran kegiatan BPDPKS di Kota Malang, Jumat (10/11/2023) tadi.
Baca juga :
Pihaknya juga menyampaikan, jika produk tinta berbahan sawit tersebut memiliki keunggulan yang tidak jauh berbeda dengan kompetitor lainnya. Selain itu, pihaknya juga meyakini bahwa dengan kualitas yang sama, bahan lokal bisa mensubsitusi bahan import.
“Harga kita tetap bersaing dengan harga di pasaran. Satu set bervariatif, tergantung pada formulasi. Namun, kita punya kebanggaan dengan bahan yang menggunakan bahan lokal dapat menghasilkan hasil yang sama baiknya,” ujarnya.
Meskipun saat ini produksi tinta berbahan sawit masih berskala kecil, namun pihaknya juga tengah berusaha untuk menskalakan produksi dan tengah melakukan proses negosiasi dengan pabrikan. Itu dilakukan agar kapasitas produksi yang diproduksi bisa meningkat dengan skala yang lebih besar.
“Kalau sudah skala pabrikan tentunya bisa menyesuaikan kapasitas produksi pabrik tersebut. Misalnya bisa satu ton per hari untuk penggunaaan bahan satu jenis tinta. Pasar masih terbuka lebar, karena industri cetak seperti kemasan, advertasing, itu meningkat,” imbuhnya. (rsy/sit)