Pemerintahan
Lamongan Rangking Lima Penyumbang Produktifitas Tanaman Tembakau di Jatim
Memontum Lamongan – Produktifitas tanaman tembakau di Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan dan menempatkan Kabupaten Lamongan menjadi rangking lima penyumbang tembakau di Jawa Timur.
Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikutura dan Perkebunan (TPHP) Lamongan, Sujarwo, saat melakukan tanam Tembakau Perdana jenis virginia K326 bersama Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di Desa Nguwok Kecamatan Modo, Kamis (03/06).
Baca juga:
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Tingkatkan Kamseltibcar Lantas, Polres Trenggalek Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra Semeru 2024
- Kombes Pol Nanang Jabat Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Buher Jabat Dirreskrimsus Polda Jatim
Tanam tembakau perdana yang dilakukan oleh Bupati, Yuhronur, ini menurut Sujarwo, tercatat 9.400 ton. Dari 122 ribu ton produksi tembakau tahun 2020 di Jawa Timur berasal dari Kabupaten Lamongan.
“Tembakau dari Lamongan ini termasuk penyumbang terbesar ke lima di Jawa Timur. tembakau kita tahun 2020 kemarin mencapai 9.400 ton dengan provitas 1,45 ton/ha. Sedangkan tahun 2019 hanya 8.400 ton dengan provitas 1,35 ton per hektar. Ini menunjukkan meski ditengah pandemi, para petani terus mengalami produktifitas kerja,” terang Sujarwo.
Diterangkan lebih lanjut oleh Sujarwo, di Kabupaten Lamongan ada dua jenis tanaman tembakau yang ditanam para petani, yakni tembakau Virginia dan Jawa.
Sujarwo menjelaskan, seluas 4.300 hektar lahan sawah di Kabupaten Lamongan di tanami tembakau jenis Virginia, 60 hektar diantaranya berada di Desa Nguwok, sementara 3.200 hektar menanam jenis tembakau Jawa.
Sementara itu Bupati, Yuhronur. mengatakan meski produktifitas tembakau di wilayah Jawa Timur mengalami penurunan pada tahun 2020, justru Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan. Hal ini kata Yunronur, menunjukkan para petani terus mengalami produktifitas kerja meski disituasi pandemi.
“Produksi tembakau di Jawa Timur pada tahun 2020 hanya 122 ribu ton, sedangkan tahun 2019 mencapai 135 ribu ton, artinya mengalami penurunan. Sementara kita malah mengalami kenaikan, bahkan provitas kita diatas rata-rata Jawa Timur. ini menunjukkan para petani terus mengalami produktifitas kerja meski disituasi pandemi,” terang Bupati, Yuhronur.
Tak hanya tanaman tembakau saja, Yuhronur, juga mengungkapkan pada sektor pertanian seperti padi misalnya, pada tahun 2019 produksi padi mencapai 1.025.000 ton, sedangkan tahun 2020 naik menjadi 1.100.000 ton.
Sebelumnya, Bupati Yuhronur, didampingi Wabup. Abdul Rauf, Ketua DPRD, Abdul Ghofur, beserta jajaran Forkopimda Lamongan mengunjungi area persawahan Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring untuk melakukan Gerakan Pengendalian (Gedral) kama tikus. Hal ini tentu sebagai bentuk upaya menjaga agar tanaman pangan di Kabupaten Lamongan tetap terjaga.
Pengendalian hama tikus menggunakan belerang ini menurut Bupati, Yuhronur, merupakan salah satu upaya pengendalian hama secara kimiawi. Namun begitu, Ia berharap agar petani tetap menggunakan pengendalaian hayati seperti Rumah Burung Hantu (Rubuha).
“Ada 120 hektar lahan sawah yang terserang hama tikus. Berbagai upaya terus kita lakukan salah satunya yaitu rumah burung hantu yang berhasil diterapkan di kawasan pertanian Kecamatan Babat. Ada lebih dari 1.100 Rubuha di Lamongan tentu ini terus kita fasilitasi agar di Lamongan semua menerapkannya,” tegas Bupati Yuhronur. (fjr/zen/ed2)