Pemerintahan
Lokalisasi Girun Gondanglegi Diobrak-Abrik, Puluhan WTS Tunggang Langgang
Warga Gondanglegi Wetan Desak Bupati Segera Menutup
Memontum Malang – Lokalisasi Mbok Girun berada di Desa Gondanglegi Wetan Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Kendati puluhan rumah tempat menampung kegiatan prostitusi itu sejak tahun 2014 lalu oleh Pemkab Malang sudah dinyatakan ditutup.
Namun ternyata tempat prostitusi di atas lahan milik Kereta Api Indonesia (KAI) itu ditengah pandemi covid-19 masih saja beroperasi.
Seperti dalam razia yang digelar oleh Satpol PP Kabupaten Malang dan Muspika Gondanglegi, Rabu (15/7/2020) siang.Dalam razia tersebut petugas berhasil mengamankan 9 WTS dan 4 pria hidung belang.
“Puluhan WTSnya berhasil kabur, karena ada pihak yang membocorkan jika hari ini ada razia, ” seorang pencari rumput dekat lokalisasi menjelaskan.
Sementara itu H Masrudi FR Kepala Desa Gondanglegi Wetan membenarkan adanya razia yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Malang itu menindaklanjuti permintaan ratusan warga Gondanglegi Wetan kepada Bupati Malang HM Sanusi.
“Sebelumnya semua tokoh masyarakat,tokoh pemuda, perangkat desa, Banser, NU, kiai dan ulama’ minta agar lokalisasi ini dibongkar total. Akhirmya permintaan tersebut oleh Bupati Malang ditindaklanjuti,” terang Masrudi, Rabu (15/7/2020) petang.
Dikatakan Masrudi, lokalisasi Girun ini sejak tahun 2014 lalu sudah dinyatakan ditutup secara serentak di Kabupaten Malang. Pada waktu itu, tambah Masrudi, jumlah WTS disitu hingga mencapai 100 orang.
Itupun oleh pemerintah Kabupaten Malang sudah diberi pembinaan, lapangan dan dipulangkan kekampung halaman masing-masing.
“Setelah itu pemerintah bersama pihak Kereta Api Indonesia (KAIA) selaku pihak pemilik lahan juga sepakat membongkarnya.Tetapi atas perikemanusiaan, sejumlah pemilik rumah menyatakan keberatan jika kawasan itu dibongkar. Mereka sepakat, kawasan itu untuk rumah tangga, ” paparnya.
“Juga tertuang dalam surat pernyataan yang isinya, jika ternyata masih dibuat tempat pelacuran, rumah-rumah itu sepakat dibongkar.Ternyata mereka masih membandel. Toh dengan cara sembunyi, pelacuran disitu ternyata masih ada, ” beber Masrudi.
Disisi lain, Masrudi juga menjelaskan,tiap seminggu sekali Pemerintah Desa Gondanglegi Wetan juga melakukan razia, namun hasilnya sia-sia,karena kebanyakan WTS itu bersembunyi.
“Saya minta kepada Bupati Malang HM Sanusi agar lokalisasi ini segera ditutup. Selain itu atas persetujuan 90 % warga Gondanglegi Wetan, lokalisasi itu juga berdiri diatas tanah KAI tanpa sewa,” pungkasnya. (sur/oso)