Kota Batu
LSD Jadi Ancaman Baru Sapi Kurban di Wilayah Kota Batu
Memontum Kota Batu – LSD atau Lumpy Skin Disease yang artinya penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae, menjadi ancaman baru pada hewan sapi. Tidak terkecuali, menjelang kurban nanti, penyakit menular tersebut juga mengancam wilayah Kota Batu.
Medik Veteriner Rumah Potong Hewan Pusat Kesehatan Hewan (RPH Puskeswan) Kota Batu, Utami Kurniawati, menjelaskan bahwa ketika LSD menjalar pada tubuh sapi, itu akan ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi. Terutama, pada bagian leher, punggung dan perut.
Apabila benjolan tersebut pecah, urainya, maka menyebabkan luka yang tembus sampai masuk ke dalam daging. Sehingga, saat sapi disembelih, maka luka itu tidak bisa hilang dan bahkan berakibat fatal. Yang artinya, bisa tidak layak dikonsumsi.
“Memang, setelah terjadinya PMK tahun lalu, saat ini terjadi penyakit menular pada sapi yaitu LSD,” terangnya di RPH Puskeswan Kota Batu, Senin (05/06/2023) tadi.
Sebenarnya, papar Utami, LSD yang yang sudah menjalar di tubuh sapi, masih bisa disembuhkan. Asalkan, pemilik sapi segera melapor sehingga cepat ditangani. Dengan adanya penyakit baru ada sapi itu, maka RPH Puskeswan terus melakukan vaksinasi di semua wilayah Kota Batu yang notabene banyak peternak sapinya.
Baca juga:
“Yang jelas, sejak dua mingguan yang lalu, kami melakukan vaksinasi LSD di semua daerah wilayah Kota Batu yang banyak peternak sapinya,” tuturnya.
Lebih dari itu, menurut Utami, untuk persiapan kurban 29 Juni 2023 mendatang, pihaknya melakukan banyak hubungan dengan pedagang sapi untuk menunjukkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal yang menunjukkan vaksinasi PMK dan LSD.
“Lewat SKKH ini, bisa dilihat riwayat penyakit dari sapi itu yang ditandatangani dokter hewan. Ini saat menjual dan sebelum memotong diharapkan menunjukkan SKKH. Ini adalah upaya mencegah menjalarnya LSD pada sapi yang didatangkan dari luar Kota Batu,” ujarnya.
Untuk wilayah Kota Batu, diakuinya, sudah terjangkit di beberapa peternak. Kendati demikian, daerah mana yang terdampak LSD, masih belum bisa diungkapkan karena berpengaruh dengan kondisi sekarang dimana menjelang hari Raya Idul Adha.
“Yang jelas, LSD sudah terjangkit di beberapa peternak sapi di Kota Batu. Kurang lebih 5 persen, tetapi saya tidak bisa menunjukkan daerah mana saja yang terjangkit. Karena, ini sangat berpengaruh menjelang kurban. Untuk itu, bagi peternak sapi yang mengetahui peliharaannya terkena penyakit LSD untuk segera melapor kepada kami. Supaya cepat ditangani. Karena penyakit ini bisa sembuh,” tegasnya.
Sekedar diketahui, beberapa sumber menyebutkan selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu dan mengalami penurunan produksi susu. Penyakit LSD pada sapi disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat.
Kendati tidak menular ke manusia, namun daging ternak yang terinfeksi LSD tidak layak konsumsi. Karena mengalami kekurangan nutrisi protein. Daging tersebut mengalami lack of nutrient protein asam amino.
Namun, produknya seperti daging, masih dapat dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampaknya. Yang tentunya sudah dinyatakan sehat seratus persen. (put/sit)