Banyuwangi
Made Datangi Pendemo, Mahasiswa Tepuk Tangan
Memontum Banyuwangi – Setelah ditunggu-tunggu sekitar 3 jam, dan masih diselimuti suasana duka, atas meninggalkannya mertuanya, ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara menemui aktivis dan masyarakat Banyuwangi yang menggelar demo di jalan Adi Sucipto depan kantor DPRD Banyuwangi, Selasa (24/9/2019) siang.
Kehadiran I Made Cahyana Negara, langsung disambut aplous dari para aktivis. Lantas, para aktivis dan masyarakat Banyuwangi yang menggelar demo meminta kepada ketua DPRD Banyuwangi untuk mendatangkan bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
“Maaf, bupati Anas hari ini tidak ada di Banyuwangi, beliau (bupati Anas) sedang berada di luar kota,” jawab Made menjawab permintaan pendemo.
Bahkan Made, sapaan sehari-hari ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara meminta kepada para mahasiswa dan masyarakat untuk terus berjuang, memperjuangkan hak-hak rakyat.
“Perjuangan anda tidak hanya hari ini saja, tapi harus dilakukan berkelanjutan,” kata Made.
Tuntutan aktivis mahasiswa dan masyarakat terkait pembebasan lahan warga Desa Panel, yang saat ini dikuasi oleh Perkebunan Bumisari, Kecamatan Licin.
“Sudah berpuluh-puluh tahun Perkebunan Bumisari menguasai tanah rakyat, namun pemerintah tidak mau bertindak,” ujar Usman aktifis mahasiswa dari PMII.
Sebagai wakil rakyat, I Made Cahyana Negara mendengarkan aspirasi yang diperjuangkan masyarakatnya. Bahkan dia (Made) duduk beralaskan aspal bersama para aktivis dan masyarakat Banyuwangi yang sedang memperjuangkan hak-haknya.
Sebagai langkah antisipasi adanya kerusuhan, dan tindakan yang tidak diinginkan, anggota Polres Banyuwangi langsung melakukan pengamanan, berdiri disamping ketua DPRD Banyuwangi.
Apalagi, suasana aksi demo tambah memanas ketika tuntutan mahasiswa, untuk menghadirkan bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tidak bisa dipenuhi.
“Percuma saja ada pimpinan DPRD Banyuwangi hadir disini kalau pemegang kendali pemerintahan tidak ada,” ujarnya.
Baca : Mahasiswa dan Petani Desak Bupati Anas Selesaikan Konflik Agraria
Saat disodori surat pernyataan yang dibuat oleh mahasiswa dan masyarakat, agar ketua DPRD Banyuwangi mencabut Sertifikat Hak Guna Usaha Perkebunan Bumisari. Dengan tegas Made menolak, karena pecabutan HGU itu bukan kewenangannya.
“Ini bukan kewenangan kami,” tolak Made.
Aksi mahasiswa dimulai pukul 10.00 hingga pukul 15.45 meski diwarnai aksi dorong pintu gerbang DPRD Banyuwangi dengan anggota Polres Banyuwangi. Bahkan sebagai langkah antisipasi terjadinya kerusuhan, Polres Banyuwangi menyiapkan mobil water Conan yang diparkir menghadap para pendemo. Namun aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat Banyuwangi berjalan cukup kondusif. (tut/oso) (tut/oso)