Surabaya
Mahfud MD Anjurkan Masyarakat, Manfaatkan Hak Ekslusif Konstitusi
Memontum Surabaya–Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD berulang kali menekankan kepada masyarakat untuk menghindari hoax dan tidak bersikap golput saat pemilu pada 14 April 2019 mendatang. “Jangan sampai golput. Karena itu hak eksklusif konstitusi yang khusus diberikan kepada WNI untuk memilih itu. Karena sesudah anda memilih, itu nanti yang ngurus yang menang, anda akan kembali ke lapangan masing-masing,” ujarnya di acara Jelajah Kebangsaan di Stasiun Gubeng, Surabaya, Kamis (21/2/2019).
Dirinya menilai, orang yang lebih memilih golput tersebut biasanya mempunyai pemikiran yang idealis. Mahfud menganggap orang itu selalu menginginkan calon-calon yang memang benar-benar yang terbaik.
Maka dari itu Mahfud berpesan untuk memilih antara yang baik dan yang lebih baik dari yang ada. Lalu, kata dia, nantinya siapa yang paling banyak dipilih oleh rakyat itulah pemimpin kita
“Tetapi calon-calon kita kok tidak baik? Saya golput saja. Nah itu justru rugi, karenan nanti yang akan terpilih dari calon-calon yang tersedia itu yang terpilih pasti yang lebih jelek,” ungkapnya.
Mahfud menyadari, menjelang pemilu ini situasi dan sikap masyarakat kurang bagus. Menurutnya, adanya pengelompokan-pengelompokan yang menajam disertai dengan saling serang secara tidak etis, cukup membuat konsentrasi rakyat terbelah.
Mahfud menjelaskan, di antaranya arus informasi hoax yang sudah merajalela dan diproduksi secara terus menerus. “Sehingga saya mengatakan hoax itu gerakan pengacau pemilu. Karena sudah diberi tahu bahwa berita itu bohong tapi tetap dikembangkan terus,” katanya
Mahfud menegaskan, menurut teori yang sudah berkembang, dan entah benar atau tidak, yang katanya dikembangkan Rusia yang ikut membantu Amerika serikat, tapi subtansi penjelasannya cukup masuk akal. “Hoax itu satu gerakan untuk menyebarkan informasi sesat ynag semakin dijelaskan bahwa itu sesat semakin dikembangkan. Nah itu gerakan untuk mengacaukan,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, seharusnya pesta demokrasi itu berjalan secara menyenangkan.
“Ngga ada pesta kalau pulang-pulang semuanya sakit perut gitu. Pesta itu ya ada minum ada makanan, anda pilih sendiri, entah itu caleg ini caleg itu dan capres ini capres itu, pilih-pilih. Makan-makan, ibarat pesta sudah pulang, perut kita enak. Dan kita rukun kembali sebagai bangsa,” ulasnya.
Sementara itu, turut hadir dalam Jelajah Kebangsaan itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurutnya secara umum nilai-nilai kebangsaan ini harus tetap dijaga. “Sebagai satu negara NKRI yang sudah utuh dan sudah membuktikan dalam puluhan tahun dan sudah menjadi contoh bagi negara lain ini harus kita jaga,” ungkapnya.
Ia pun mengapresiasi kegiatan ini, apalagi dilakukan secara berantai dengan menggunakan modal transportasi kereta api. “Ini menandakan ada suatu kegundahan yang direspon dengan cara yang sejuk dan berusaha memberikan satu saluran pikiran bagi semua pihak. Terbukti ulama hadir
disini. Ulama memberikan kesejukan bagi kita semua. Ini gerakan positif yang tentunya akan kita lakukan demi kecintaan kita pada Tanah Air,” katanya.
Tampak hadir Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam acara tersebut. menanggapi acara ini, pria yang akrab disapa Mas Emil ini berujar, jika era persaingan industri yang ketat memunculkan paradigma baru dalam perdagangan dunia.
Dimana negara Asia Tenggara dan Asia Selatan berebut relokasi industri dari China.
“Di tengah perang dagang saat ini, sangat tidak tepat bila kita bertengkar dalam negara sendiri, maka inisiatif yang digagas Prof Mahfud ini sangat baik menurut saya,” katanya.
Emil juga berharap dialog kebangsaan ini menjadi momen dalam menggugah semangat kebangsaan generasi muda penerus bangsa. Apalagi gerakan ini dimulai dari Merak, Banten sampai Banyuwangi.
“Bahwa pembangunan tujuannya mempersatukan, bukan hanya sekedar mencetak uang atau mengisi uang, tapi pembangunan infrastruktur untuk menyatukan bangsa. Kita harus berjuang keras membuat infrastruktur itu berkelanjutan,” pungkasnya. (sur/ano/yan)