Kediri
Mas Dhito Jadikan Pakaian Khas Kediri sebagai Seragam Dinas Hari Kamis
Memontum Kediri – Hari ini, 25 Maret 2022 tepat sebagai peringatan Hari Jadi Ke-1218 Kabupaten Kediri. Kegiatan yang diadakan di Pendopo Panjalu Jayati itu, diikuti launching pakaian khas Kabupaten Kediri oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, Jumat (25/03/2022) tadi.
“Pakaian khas Kediri ini mulai kita gunakan pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri. Nanti, rencananya kita mulai akan gunakan (untuk bekerja) setiap Kamis. Itu pun, nanti kalau memang sudah siap produksinya,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu.
Penggunaan pakaian khas Kabupaten Kediri pada hari Kamis itu, menurut Mas Dhito, dilakikan pada pekan pertama atau terakhir setiap bulan. Dengan digunakannya pakaian khas sebagai pakaian resmi kedinasan, pihaknya meminta setiap Satker memikirkan pengadaan di kedinasan masing-masing.
“Ini kita perlu pengadaan dahulu. Karena, jumlah ASN kita sembilan ribu sekian. Nanti saya minta menggunakan semua,” ungkapnya.
Pakaian khas Kediri, terangnya, dengan motif utama gringsing dan lidah api, itu untuk pria dan ada dua jenis. Masing-masing untuk keseharian yang dinamakan Wdihan Kadiri Mapanji dan untuk pakaian resmi Wdihan Kadiri Satria.
“Jadi, pakaian yang non formal (untuk keseharian) yang pakai kemeja putih dan rompi merah itu yang akan kita gunakan untuk bekerja,” tuturnya.
Baca juga :
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- DPC PKB Trenggalek Kuatkan Konsolidasi Pemenangan Pilgub dan Pilbup 2024
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Sekda Kota Malang Soroti Tingginya ASN Muda yang Tidak Lolos BI Checking di Pengajuan Kredit Perumahan
Kebijakan penggunaan pakaian khas untuk kedinasan itu, dapat menjadi ladang usaha bagi banyak sektor pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kediri. Sebagai contoh, udeng atau ikat kepala sebagai salah satu kelengkapan pakaian khas menjelang peringatan hari jadi permintaannya sudah tinggi.
“Tentunya, ini akan meningkatkan daya jual dari teman-teman yang selama ini mungkin menjual udeng tidak mendapatkan omset selama pandemi, insyaalloh dengan kita launching ini akan meningkatkan pendapatan mereka,” terang Mas Dhito.
Anggota tim pengkajian pakaian khas Kediri, Sigit Widiatmoko, mengharap pakaian khas itu bilamana dipakai terus menerus nantinya bisa menjadi pakaian adat. Pakaian khas Kediri, itu diakui sudah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektualnya (HAKI). Begitu juga, motif gringsing dan lidah api Dahanapura.
“Kami berharap nanti akan berkembang UMKM di Kediri. Utamanya, batik Kediri dalam penggunaan batik Kediri dengan motif utama gringsing panjalu,” ucapnya.
Sementara itu, peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri di Pendopo Panjalu Jayati, diawali dengan sesuci air suci tujuh sumber yang dimulai bupati dan istri diikuti Forkopimda dan tamu undangan. Usai meresmikan pakaian khas Kediri, Mas Dhito menyerahkan keris, salah satu kelengkapan pakaian khas kepada Forkopimda. (kom/pan/sit)