Sidoarjo
Mau Tahu Budaya Kaleman? Datang ke Desa Wonoayu Sidoarjo
Memontum Sidoarjo – Melengkapi usaha untuk mewujudkan swasembada pangan nasional, petani Desa/Kecamatan Wonoayu bermunajat kepada Yang Maha Kuasa dengan acara yang biasa disebut Keleman . Tasyakuran di akhir musim tanam padi tersebut dilaksanakan dengan kenduri tumpeng bersama di balaidesa.
Hal itu dimaksudkan memohon limpahan berkah akan hasil tanam padi. Sebagaimana disampaikan oleh kepala Desa Wonoayu, Supriyadi,. Menurutnya, keduri ini adalah bentuk rasa syukur para petani kepada Yang Maha Kuasa agar diberi rizki yang melimpah dari hasil panen padi mendatang, sehingga menambah pendapatan petani dan pada akhirnya kesejahteraannya dapat meningkat.
“ Keleman merupakan adat budaya warga Desa Wonoayu khususnya para petani yang dilaksanakan sejak masa pertanian masih tradisional. Dari masa ke masa dengan swadaya petani dan dukungan pemerintah desa, acara terlaksana dengan pagelaran wayang kulit di setiap tahun,” terangnya .
Sedemikian syakralnya kegiatan itu, menjadikan pemerintah desa berkomitmen melestarikannya.” Keleman dan kesenian wayang kulit adalah keanekaragaman kekayaan budaya sosial kemasyarakatan, yang menunjukkan jati diri dan kearifan lokal, sehingga harus kita lestarikan, ” tandas Kades.
Sementara para petani Desa Wonoayu yang tergabung dalam kelompok Tani Makmur dengan luas lahan pertanian 35 Ha bertekat untuk tetap menanam padi walaupun kerap jatuh bangun karena menghadapi hama maupun mahalnya pupuk dan obat.
Pono, ketua Poktan Tani Makmur, mengharap pemerintah memperhatikan kebutuhan para petani, ” Hama penyakit di setiap musim tanam pasti ada, sementara obat harganya mahal, saya mengharap pemerintah dapat meringankan beban petani ini, ” harapnya serius. (par/yan)