Kota Malang
Memasuki Cuaca Ekstrem, BPBD Kota Malang Siapkan Langkah Mitigasi Bencana
Memontum Kota Malang – Memasuki cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, siapkan beberapa langkah untuk mitigasi bencana. Hal itu, disampaikan Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno, seusai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Malang, Senin (10/10/2022) tadi.
Menurut Kepala BPBD Kota Malang, pihaknya akan terus melakukan kordinasi dengan berbagai pihak. Itu dilakukan, untuk memperkuat komposisi tim dalam mengantisipasi timbulnya bencana akibat cuaca ekstrem.
“Kita terus melakukan komunikasi bersama dengan lurah, camat, melalui grup, untuk update mengenai cuaca. Tentunya, juga untuk mewaspadai titik-titik yang rawan, itu sebagai tahap awal,” jelas Prayitno.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengumpulkan jajaran samping. Baik itu dari pihak TNI/Polri maupun para relawan yang ada di Kota Malang. Hal itu dilakukan, dengan tujuan untuk memaksimalkan alur komunikasi terkait kondisi di berbagai wilayah.
“Relawan juga dikumpulkan untuk pemetaan. Sehingga harapannya, ada koordinasi di ujung-ujung perbatasan Kota Malang. Baik yang di perbatasan barat (Kota Batu) maupun di utara, timur hingga selatan (Kabupaten Malang),” lanjutnya.
Baca juga :
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Selain itu, upaya mitigasi lainnya juga diinformasikan kepada warga Kota Malang, yang berdomisili di wilayah sepadan sungai. Seperti diketahui, beberapa pemukiman di Kota Malang sering menjadi lokasi langganan banjir. Salah satunya di Jalan Bareng Raya II G, RT 14 RW 8.
“Potensi bencana akibat cuaca ekstrem tidak hanya banjir saja melainkan tanah terkikis akibat banjir sehingga menyebabkan ambrol dan rumah-rumah terjatuh, itu juga perlu diwaspadai. Nah kita memberikan perhatian juga ke masyarakat, agar dalam waktu-waktu tertentu untuk tanggap,” katanya.
Dalam memberikan pemberitahuan terkait status bahaya bencana di Kota Malang, pihaknya tidak hanya melalukan komunikasi secara manual saja. Namun, juga melalui Early Warning System (EWS) yang dipersiapkan di lima titik.
“Secara manual pemberitahuan dengan Handy Talkie (HT) dan untuk pemberitahuan secara cepat kita persiapkan EWS di lima titik. Karena banjir dan longsor yang saat ini menjadi kekhawatiran,” imbuh Prayitno. (rsy/gie)