Berita Nasional
Menhan Prabowo MoU dengan ITS untuk Teknologi
Memontum Surabaya – Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Prabowo Subianto, berkunjung ke Institut Teknologi sepuluh November (ITS), untuk kerjasama inovasi teknologi karya anak bangsa.
“Saya hari ini diundang ke kampus ITS, sebelumnya saya ke Universitas Airlangga, kita tanda tangan kerja sama Airlangga dan ITS di bidang pendidikan dan penelitian kemudian pengembangan kerja sama antara ilmu pengetahuan yang dikembangkan di kampus dan Kemhan,” kata Prabowo usai berkunjung ke ITS, Senin (06/09) tadi.
Baca Juga:
- Kemenparekraf Gandeng Platform Kitabisa untuk Pembiayaan Tanpa Bunga Desa Wisata
- KPK Tetapkan Gubernur Kalsel, Kepala Dinas, Kabid, PPK hingga Pengepul dan Swasta Tersangka Suap Pengadaan
- KPK Amankan Uang Rp 10 Miliar Lebih di OTT Orang Diduga Kepercayaan Gubernur Kalimantan Selatan
Lanjut Prabowo mengungkapkan, pihaknya ingin menggunakan teknologi untuk pertahanan negara dengan inovasi-inovasi dari hasil karya anak bangsa, “Ternyata anak-anak mampu berbuat yg banyak dan kita godog (dampingi) sekarang,” terangnya.
Terkait Inovasi, Prabowo mengatakan, bahwa ITS sedang mengembangkan ventilator yakni oksigen genalator. Sehingga negara tidak perlu untuk import dari luar negeri.
“Tadi ada buatan anak bangsa inovasi kita. Insyaallah kita akan banyak kasih order pemesanan untuk anak bangsa kita sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor ITS, Mochamad Ashari, menyampaikan terima kasih kepada Menhan Prabowo yang sudah bekerjasama ke beberapa perguruan tinggi, termasuk ITS.
“Pak Menhan sangat konsen dengan teknologi ITS, karena pertahanan itu tidak lepas dengan teknologi, kita tunjukkan karya-karya kawan-kawan yang banyak juga diteknologi,” kata Ashari
Selain itu, Ashari menjelaskan tentang karya inovasi yang telah dikembangkan contohnya seperti peluru 5 mm yang sudah uji coba.
“Ada banyak yang sempat dipamerkan itu semuanya, Pak Menhan sangat konsen untuk membuat kerja sama ini berjalan,” terangnya.
Lebih lanjut ia menambahkan terkait oksigen ventilator yang sedang dikembangkan juga. Sebab saat itu pandemi sedang memuncak. Banyak kekurangan tabung. Sehingga pihaknya mengembangkan oksigen listrik. “Kita kembangkan listrik, konsentrasi 93 persen. Normal 90 persen. Kemhan ingin lebih besar lagi. Ini kan kecil untuk per orang satu atau dua orang dengan kecepatan 5 liter per menit, supaya bisa dimanfaatkan di rumah sakit. Yang lebih besar, portabel mobil lah,” jelas Ashari. (ade/ed2)