Kota Batu

Mentan Ajak Petani Berinovasi, Tingkatkan Nilai Ekonomi

Diterbitkan

-

KEBUN JERUK : Walikota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko mendampingi Mentan RI Syahrul Yasin Limpo saat berkeliling meninjau kebun jeruk di area lahan Balitjestro.

MEMONTUM KOTA BATU – Walikota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko, M.Si menyambut serta mendampingi Menteri Pertanian RI. Dr. H Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.H dalam agenda kerja Kementerian Pertanian untuk melihat secara langsung kegiatan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) sekaligus untuk meresmikan TSP (Taman SAINS Pertanian Jeruk), Jumat (14/8).

Dalam kunjungan kerjanya itu, mantan Gubernur Sulsel itu mengkampanyekan mengkonsumsi buah lokal, salah satunya buah jeruk yang dikembangkan di Balitjestro. Terlebih, sejak ditetapkan sebagai komoditi buah nasional pengganti subtitusi impor, Balitjestro dituntut menghasilkan varietas jeruk unggulan. “Buah jeruk memiliki kandungan vitamin C yang mampu meningkatkan imun tubuh,” kata Syahrul saat diajak berkeliling meninjau kebun jeruk di areal lahan Balitjestro.

Selanjutntya, Syahrul beranjak menuju Taman Sains Pertanian (TSP) Balitjesto untuk meresmikan gedung baru tersebut. TSP berfungsi sebagai hilirisasi produk hasil pertanian jeruk yang dikembangkan menjadi olahan produk turunan. Beberapa produk olahan jeruk yang telah dihasilkan di TSP meliputi, sari jeruk ‘Jestrofresh’, wingko jeruk, es krim jeruk dan berbagai olahan lainnya.

KEGIATAN: Mentan Syahrul Yasin Limpo di Taman Sains Pertanian (TSP) Balitjesto.

KEGIATAN: Mentan Syahrul Yasin Limpo di Taman Sains Pertanian (TSP) Balitjesto.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu juga melihat langsung proses pengolahan buah jeruk yang dikonversi menjadi produk turunan di TSP Balitjestro.

Syahrul mengatakan, peluang pertanian tidak akan pudar dan terombang-ambing dalam situasi apapun. Termasuk saat situasi pelik saat ini yang terperangkap pandemi Covid-19.

Advertisement

Dedikasinya di bidang pertanian, mengantarkan dirinya menyabet penghargaan Bintang Maha Putera Utama bidang pertanian karena dinilai mampu memenuhi pangan untuk 17 provinsi yang dilanda krisis pangan. Penghargaan itu diberikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat Syahrul masih menjabat Gubernur Sulawesi Selatan. Kini ia mengemban tugasnya sebagai Menteri Pertanian. Hal itulah yang membuat, Syahrul yakin, sektor pertanian tidak pernah mengingkari janjinya.

Pertanian merupakan sektor usaha yang menunjang pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 16,4 persen. Mengingat pertanian menjadi sektor vital untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh umat manusia. Pertanian juga menjadi basis untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam negeri.

“Sumber asupan pangan dihasilkan melalui pertanian. Mulai dari ujung sampai ke ujung butuh makan, maka butuh pertanian. Ayo kita siapkan, contohnya kripik kentang kemasan kaleng itu kan masih impor. Ayo kembangkan di dalam negeri agar kita tidak import,” seru Syahrul.

Mengutip pidato Presiden Joko Widodo, ia mengatakan, pandemi Covid-19 harus dibajak menjadi peluang yang luar biasa. Hal itu bisa terwujud dengan kerja ekstra. Isi pidato yang disampaikan Presiden, dijadikan motivasi olehnya untuk memajukan sektor pertanian.

Advertisement

“Indonesia tak boleh kalah. Maka jajaran pertanian tak boleh kalah. Produk pertanian kita juga jangan mau kalah. Buat kualitasnya sebagus mungkin,” imbuh dia.

Ia meminta agar hasil produk primer pertanian, harus diinovasi menjadi produk turunan agar bisa meningkatkan nilai ekonomi. “Saya mau ada industrinya Jangan apel, kentang, terus dikirim nggak jelas. Harus ada skala industri pengolahan,” tutur dia.

Sementara itu, di hadapan Menteri Pertanian, Kepala Balitbangtan Fajri Djufri memaparkan, luas lahan di area Balitjestro seluas 12,8 hektar dengan koleksi asesi jeruk sebanyak 200 jenis yang ada di Indonesia. Selain jeruk, buah yang dikembangkan di Balitjestro meliputi apel, kelengkeng, anggur dan beberapa komoditi tanaman buah subtropika lainnya.

Fajri menambahkan, gedung laboratorium TSP yang baru dibangun di Balitjestro merupakan tempat untuk mengolah produk turunan berbahan baku jeruk.TSP dirancang secara integral dari proses hulu hingga hilir.

Advertisement

Fajri menuturkan, varietas unggul yang dihasilkan akan diuji kualitas sebelum dilepas ke pasaran. Dari 58 ribu hektar lahan jeruk yang berada dibawah kendali Balitbangtan, mampu berkontribusi 39 ribu hektar. “Balitbangtan berkomitmen sesuai arahan Menteri Pertanian. Varietas unggul baru yang dihasilkan, harus massif di lapangan dulu. Sebelum di lepas ke pasaran,” ujar Fajri.

Dalam kurun waktu 5 tahun ini, sudah 5 juta bibit jeruk disebarkan ke seluruh Indonesia. Komoditi yang lain, seperti anggur varietas janetes juga masih fokus dikembangkan. Balitbangtan juga menyiapkan bibit unggul tanaman buah subtropika lainnya. “Akan dikembangkan lagi produk hilirisasi yang dihasilkan Balitjestro. Nantinya akan dilekatkan dengan pembiayaan KUR UMKM sehingga bisa tersebar di seluruh Indonesia,” papar Fajri. (bir/syn)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas