Kota Malang
Miliki Shalter Mandiri untuk Lansia, Pemkot Malang Terima Penghargaan pada HKSN Jatim 2021
Memontum Kota Malang – Memasuki penghujung tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kembali menerima penghargaan. Kali ini, penghargaan itu datang dari peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 di Surabaya, Selasa (14/12/2021) lalu.
Dimana, Pemkot Malang sebagai Juara 2 dalam kategori Pemerintah Kabupaten/Kota yang Memiliki Shelter Mandiri bagi kelompok lanjut usia (Lansia). Penghargaan ini, diserahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kepada Wakil Wali (Wawali) Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.
“Tentunya ini adalah bentuk komitmen kami untuk mewujudkan pembangunan yang ramah Lansia. Ke depan, akan terus kita tingkatkan shelter lansia agar makin layak dan merata,” ujar Wawali Kota yang akrab disapa Bung Edi, Kamis (16/12/2021).
Menurutnya, pembangunan inklusif di Kota Malang turut berpihak dan melibatkan Lansia dalam pembangunan. Terlebih, data statistik mengindikasikan 6,76 persen penduduk Kota Malang ada pada usia lansia.
“Harapannya setiap program bagi lansia bisa tepat sasaran, termasuk dalam bentuk shelter untuk perlindungan,” tambahnya.
Baca juga :
- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Sempurnakan Regulasi Aturan PPDB
- Dispendukcapil Kota Malang Terus Genjot Capaian Identitas Kependudukan Digital
- Harga Bawang Merah Naik, Pj Wali Kota Malang Rencanakan Kerja Sama Antar Daerah
- Harga Bawang Merah di Kota Malang Melonjak Naik Hingga Rp 65 Ribu
- DPRD Jombang Gelar Paripurna Penyampaian Rekomendasi atas LKPJ Bupati
Upaya perlindungan dalam bentuk shelter Lansia di Kota Malang tersebar di tiga titik. Pertama di Tuna Wisma Karya (TWK) Sukun berkapasitas 20 orang yang diperuntukkan bagi kategori lansia tidak potensial dan saat ini sudah diisi empat Lansia. Kemudian pondok Lansia berkapasitas delapan orang terletak di Jalan Sunan Muria 1 yang diperuntukan bagi lansia potensial, dimana saat ini dihuni enam orang Lansia.
“Selain itu ada pula Skema Camp Assesment di Desa Tlogowaru dengan kapasitas 30 orang untuk menampung asesmen hasil razia dan saat ini ditinggali delapan orang Lansia,” tambah Bung Edi.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komda Lansia itu menegaskan, komitmen menuju Kota Ramah Lansia tidak berhenti pada aspek shelter perlindungan. Pihaknya mengembangkan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Lansia, Penguatan Kelembagaan Komisi Daerah (Komda) Lansia, hingga program Rantang Kasih.
“Masih adanya gap kebutuhan lansia, tantangan yang terus dijembatani dengan solusi-solusi secara bertahap dan berkelanjutan. Kami akan membangun dan memperbaiki infrastruktur, taman, angkutan kota, layanan kesehatan dan lain sebagainya untuk melayani para Lansia,” paparnya. (hms/mus/sit)