Kabupaten Malang
Ngadas, Desa Unggulan Kecamatan Poncokusumo, Kenapa?
Memontum Malang–Ngadas, satu dari 16 desa,menjadi unggulan wilayah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Terletak dalam kawasan area teritorial Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) di ketinggian 2.150 meter.
Konon desa ini didirikan oleh Mbah Sedhek sekitar tahun 1774 silam. Dari situlah, lahir Suku Tengger yang mendiami desa berpenduduk sekitar 1900 jiwa ini hingga sekarang.
Drs Sukarlin Msi, Camat Poncokusumo menjelaskan, Desa Ngadas termasuk sukses khususnya dalam pengelolaan sektor pertanian. Betapa tidak, komoditas pertanian warga desa Ngadas belakangan ini meningkat tajam.
Seperti halnya untuk produksi tanaman kentang. Itu jauh jika dibanding pendapatan tahun 2012 lalu, hanya dalam kisaran angka 4,5 ton sekali musim.
“Sekarang hasil panen kentang disana bisa mencapai 15hingga 20 ton sekali musim,” terang Sukarlin beberapa waktu lalu.
Lonjakan pendapatan itu terjadi, setelah dibangunnya jalan kawasan pertanian sepanjang hampir 8 KM. Dengan dibangunnya sejumlah titik ruas jalan alternatif di desa perbatasan Kabupaten Lumajang ini, akses sarana angkutan pupuk bisa sampai ke lokasi.
“Padahal, sebelumnya, daya angkut pupuk disana hanya menggunakan tenaga manual, dengan kapasitas sangat terbatas maksimal 3 ton. Dengan dibangunnya jalan disitu,daya angkutan pupuk bisa menggunakan truk, dengan kapasitas 1,5 hingga 2 ton, ” papar mantan camat Bantur ini dengan nada bangga.
Dampak positif ini juga dirasakan langsung oleh kalangan ojek sepeda motor. Untuk mengangkut hasil panen, petani disana menggunakan jasa ojek sepeda motor.
“Dalam satu hari para usaha jasa angkutan roda dua ini bisa berpendapatan antara Rp 250 sampai Rp 300 ribu, ” tandasnya.
Selanjutnya juga terkait dengan pemukiman penduduk. Dari jumlah RTLH(Rumah Tak Layak Huni) tahun 2012, sebanyak 451 unit, saat ini hanya tinggal 6 unit RTLH. Bagaimana dengan pemilik kendaraan bermotor? Tahun 2012 lalu, jumlah pemilik sepeda motor hanya sekitar 40-50 orang. Tetapi sekarang, pemilik kendaraan roda dua ini sudah mencapai 1261 unit.
“Kalau tahun 2012 jumlah pemilik mobil hanya 17 orang. Sekarang sudah mencapai 197 unit mobil dengan berbagai merk. Dengan keberhasilan itu, mereka genggam mindset, kita tidak harus bekerja ke desa lain. Desa ini kita kembangkan, sebatas kita punya komitmen dan cita-cita. Apa sih sebenarnya pekerjaan yang harus kita cintai?, ” beber Sukarlin. (sur/oso)