Pemerintahan
Njagong Sumber Air, Cara Unik Perumdam Among Tirto Ajak Masyarakat Lestarikan Lingkungan
MEMONTUM KOTA BATU – Masih dalam rangkaian kegiatan HUT Kota Batu ke 18, Perusahaan umum Daerah Air Minum (Perumdam) Among Tirto Kota Batu mengadakan acara njagong sumber dan pemilihan putra putri Air di Sumber Mata Air Binangun, Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sabtu (23/11/2019).
Direktur PERUMDAM Among Tirto Kota Batu Eddy Sunaedi mengatakan, kegiatan yang mengambil tema “Hormati Bumi Kejarlah Langit” ini bertujuan sebagai wadah edukasi untuk mencetak generasi milenial yang peduli dalam menjaga kelestarian sumber mata air dan ekosistemnya untuk Indonesia khususnya di Kota Batu.
“Kegiatan ini diawali dengan pemilihan Putra dan Putri Air yang dimulai pada Rabu(20/11) sampai Sabtu(23/11) . Tujuannya untuk mencetak generasi milenial yang “Melek” lingkungan. Artinya generasi yang memiliki dedikasi untuk menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian sumber mata air dan ekosistem pada lingkungannya masing masing,” ujarnya dalam sambutan.
Sokeh sapaan akrabnya juga mengatakan, mengingat Kota Batu ini memiliki 111 titik sumber mata air namun hampir 4 tahun ini Kota Batu mengalami penurunan volume air akibat beberapa hal, seperti anomali cuaca yang tidak menentu, banyaknya sumur bor di beberapa wilayah Kota Batu, pembangunan yang tidak ramah lingkungan, dan kesadaran publik yang belum tumbuh untuk menjaga ekosistem.
“Disini kami bersama dengan generasi milenial untuk melakukan gerakan riil dalam rangka menjaga ekosistem di Kota Batu. Salah satunya dengan melakukan gerakan menabung air. Nah ini merupakan salah satu cara untuk menjaga stabilitas air yang ada di seluruh wilayah Kota Batu,” tuturnya kembali.
Menurut Eddy, dalam tatakelola air seharusnya sumber air bawah dibiarkan utuh dan tidak boleh di eksploitasi. Yang boleh dimanfaatkan adalah sumber air yang ada dipermukaan. Hal ini dilakukan karena sumber air bawah tanah ini berfungsi untuk “Ninggali” buat generasi kedepannya.
“Mengenai hal ini, bagaimana kedepannya pemerintah hadir didalam regulasinya untuk membatasi penggunaan sumur bor yang ada di Kota Batu. Sehingga keberadaan sumur atesis bawah tanah ini bisa terjaga betul guna ‘ninggali’ untuk anak cucu kita nanti,” jelasnya.
Selain itu, Eddy juga menambahkan, upaya lain yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sumber mata air yang ada di Kota Batu yakni dengan rutin melakukan reboisasi atau penghijauan, rutin membuat sumur resapan, dan rutin mengadakan gerakan menabung air. Semua itu dilakukan untuk menjaga stabilitas air di Kota Batu.
“Minimal warga atau masyarakat punya kesadaran untuk tidak buang sampah sembarangan dan tidak menebang pohon sembarangan. Ini hal kecil yang kita harus taati dan patuhi bersama sama. Sehingga kita bisa mewarisi anak cucu kita dengan mata air, bukan air mata,” pungkasnya.
Perlu diketahui, rangkaian kegiatan pada hari ini diawali dengan tumpengan selamatan sumber, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan putra dan putri air yang dalam hal ini terpilih putra Arka Almahera dengan 500 point dan Yezzi Dhea Ravica dengan 560 point.
Setelah itu, dilanjutkan dengan njagong/diskusi tentang sumber mata air dengan 4 pemateri yakni ir.Bambang irianto (Penggagas Gerakan Menabung Air), ir.Lukman Hakim M.Sc (Penyuluh Tanah dan Air dari Universitas Brawijaya Malang), Mierel (Pemerhati Lingkungan) dan Eddy Sunaedi (Direktur Utama Perumdam Kota Batu). (bir/yan )