Pemerintahan

Nurhasan : Pembangunan Gedung Kurang Layak Pengerjaannya, Harus Turun

Diterbitkan

-

Anggota DPRD Kabupaten Jember Nurhasan, serahkan langsung tas sekolah kepada puluhan siswa di SD 02 Keting. (ist)
Anggota DPRD Kabupaten Jember Nurhasan, serahkan langsung tas sekolah kepada puluhan siswa di SD 02 Keting. (ist)

Jember, Memontum – Peristiwa Ambruknya atap gedung SD Negeri 02 Keting Kecamatan Jombang pada sabtu 14 Desember lalu, menarik perhatian beberapa pihak, tak terkecuali anggota DPRD Kabupaten Jember dari Fraksi PKS Nurhasan.

Bahkan, dirinya berharap Proyek pembangunan gedung sekolah di Kabupaten Jember dengan sumber dana anggaran APBD, yang pengerjaannya kurang layak, agar di turunkan kembali.

Ungkapan itu di tegaskan Anggota Dewan dari fraksi PKS DPRD Kabupaten Jember Nurhasan, saat kegiatan Trauma Healing dan bagi-bagi tas sekolah pada siswa yang terdampak secara psikologis, pasca bencana di SD 02 Keting, Sabtu (21/12/2019) siang.

“Sudah kita komunikasikan dan rekomendasikan ke Dispendik, dan Bupati juga sudah saya kirimi foto-fotonya kemaren, tidak tahu bagaimana kita tunggu tanggapannya nanti,” kata Cak Kasan, panggilan akrab anggota dewan dari fraksi PKS ini.

Advertisement

Nurhasan, menduga, bangunan-bangunan sekolah dalam anggaran APBD ini rata-rata terindikasi kurang layak pengerjaannya, termasuk di kecamatan Mayang yang kuda-kudanya sudah miring.

“Karena Dispendik kurang responsif sehingga diberitahukan ke Polsek sekarang sudah diberi Police Line,” sebutnya.

Menurutnya, hal ini menjadi perhatian serius dari pihak DPRD Jember,sebab permasalanya kualitas yang di kerjakan oleh kontraktor tidak berkualitas dibanding dengan swakelola di nilai sangat jauh sekali.

“Diharapkan kejadian ini menjadi bahan Evaluasi, bagaimana bangunan untuk sekolah entah melalui lelang atau swakelola harus baik,” terang Nurhasan.

Advertisement

Dia menyebut, Ambruknya beberapa bangunan atap pada gedung sekolah dan pemerintah yang terjadi beberapa hari lalu yang di temukanya terbuat dari baja ringan atau galvalum pada bahan baku atap,
tidak bisa disalahkan.

Namun, yang patut disalahkan adalah pemborong-pemborong yang mencari keuntungan sebesar besarnya,dengan mengurangi kualitas galvalum yang mestinya kualitas SNI menjadi tidak SNI.

“Kemudian pekerjaan yang ngawur,serta genteng yang seharusnya pemberdayaan berasal dari genteng-genteng daerah,” ucapnya.

Nurhasan menjelaskan jika kunjungan ke Sekolah di SD 02 Keting ini, merupakan kali ketiganya pasca peristiwa ambruknya gedung sekolah tersebut.

Advertisement

“Kami sudah 3 X yang sekarang, yang pertama begitu kejadian kami langsung surve lokasi, hari Selasa komisi D sudah turun dan merekomendasikan ke dinas untuk segera dibangun kembali, sebenarnya ini sudah mau dibangun, tapi karena masih menjadi alat bukti jadi tidak boleh diapakan,” ungkapnya. (rir/yud/oso)

 

Advertisement
Lewat ke baris perkakas